Bukan Polisi yang Mampu Satukan Bobotoh-TheJak, Tapi Muslim Rohingya
10Berita – Polda Jabar dan Polda Metro Jaya telah berulang kali berupaya menggagas perdamaian antara pendukung tim sepakbola grup Persib Bandung dengan Persija Jakarta. Kedua suporter, Bobotoh-Viking dan The Jakmania pernah coba dikumpulkan aparat kepolisian belum lama ini di Kota Bogor, tapi tak pernah ada progres yang signifikan.
Meski kedua suporter telah menyatakan islah, gesekan kecil hingga tragedi berdarah bahkan sampai merenggut nyawa masih terjadi antara pendukung Persib Bandung dengan pendukung Persija Jakarta. Yang teranyar, ialah kasus terbunuhnya Ricko Andrean, seorang Bobotoh dari Kota Bandung.
Kisah meninggalnya Ricko pun terbilang menyedihkan. Pasalnya, warga Cicadas, Bandung itu harus masuk rumah sakit setelah menjadi korban pengeroyokan sesama oknum Bobotoh setelah laga panas yang mempertemukan Persib Bandung kontra Persija Jakarta dalam lanjutan Liga 1 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Sabtu 22 Juli 2017 lalu.
Menurut kabar yang beredar, Ricko awalnya ingin menolong suporter Persija yang dikeroyok oknum Bobotoh. Nahas, niat baik Ricko tersebut justru berujung malapetaka. Ia diduga merupakan rekan dari pendukung Persjia Jakarta tersebut. Tak pelak, Ricko menjadi bulan-bulanan para oknum suporter tuan rumah.
Bagai minyak dan air, kedua suporter fanatik ini terlihat sulit dipersatukan. Tapi tak ada yang susah jika Allah SWT sudah berkehendak. Kata orang Sunda: “Allah mah teu hese dangdan.” Semenjak tragedi genosida Muslim Rohingya pada akhir Agustus lalu, seantero dunia kompak menyuarakan kecaman terhadap aksi radikal Budha Myanmar beserta bala tentara pemerintah negara tersebut. Tak ketinggalan, para Bobotoh yang membuat koreografi #SaveRohingya pada laga terakhir Persib vs Semen Padang pada Sabtu (9/9) di Stadion Sijalak Harupat, Soreang Kab. Bandung.
Tagar #SaveRohingya pun diramaikan oleh para pencinta sepakbola hingga para pendukung fanatik Jakmania maupun Bobotoh-Viking. Kedua kubu terlihat akur dalam isu kemanusiaan ini, lini masa di sosial media pun seolah seirama menyatakan dukungannya kepada Muslim Rohingya yang teraniaya.
Aksi peduli Rohingya digelar hingga ke wilayah Pameungpeuk, Garut Selatan
Seperti diketahui, Persib dikenai denda 50 juta oleh Komisi Disiplin PSSI usai suporter Persib melakukan aksi koreografi untuk menunjukkan solidaritasnya terhadap Muslim Rohingya. Tapi oleh PSSI, aksi itu dianggap memuat unsur politik dalam sebuah pertandingan sepakbola. Nampaknya PSSI gagal paham, padahal Bobotoh melakukan aksi tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap tragedi pembantaian Muslim Rohingya.
Menanggapi denda dari PSSI, Bobotoh menanggapi dengan santai, bahkan pentolan Viking Yana Umar, angkat bicara. “Keun baé Persib di denda, tapi bobotoh nu mayar denda. Ulah ku Persib, kami rék udunan”, (Biarlah Persib didenda, tapi bobotoh yang akan bayar, jangan Persib, kami yang akan patungan), kata dirigen Viking yang kini sudah “berhijrah”.
Aksi galang koin pun digelar bobotoh dengan tagar #KoinUntukPSSI menggema dan sempat menjadi trending topik di jagat lini maya twitter. Sontak aksi bobotoh ini mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak, mulai dari kalangan bawah, para aktivis Islam seperti Ketum Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, hingga ketua MPR RI, Zulkifli Hasan pun mendukung aksi dukung bobotoh.
Orang-orang di seantero negeri yang masih memiliki “rasa manusiawi” pasti mendukung aksi bobotoh yang terkesan “déét tapi ngéprét” (sedikit tapi kena) ini, tak seperti halnya PSSI yang nalar “kemanusiaannya” hilang. Putusan PSSI pun banyak mendapatkan cibiran. “Entah mereka itu kérésék atau tihang listrik?” kata salah satu komentar bobotoh di twitter.
Sekali lagi “Allah mah teu hésé dangdan!” Pasalnya, bukan hanya bobotoh, Ketua The Jakmania, Bung Ferry Indrasjarief ikut menyumbang koin untuk PSSI #SaveRohingya. Bung Ferry datang langsung ke Sidolig dan diterima Ketua Viking, Kang Herru Joko.
Subhanallah, Viking dan The Jakmania dipersatukan Allah dengan Tragedi Rohingya, momen ini seperti mematahkan perkiraan banyak orang yang menganggap susah untuk mempersatukan kedua suporter fanatik tersebut.
Tapi bagi Allah mudah jika sudah berkehendak, seperti Ada salah satu kalimat dalam Al-Qur’an yang tak asing ditelinga kita yaitu kalimat (كُن فَيَكُونُ) “Kun Fayakun”. Ketika Allah telah berkehendak untuk jadi maka terjadilah.
Kalimat ini disebutkan 8 kali di dalam Al-Qur’an dan pengulangan ini bertujuan untuk menunjukkan dan meyakinkan kita tentang luasnya kekuasaan Allah SWT.
وَإِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
“Apabila Dia hendak Menetapkan sesuatu, Dia hanya Berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka terjadilah sesuatu itu.” (QS.al-Baqarah:117)
Namun yang dimaksud dengan perkataan ‘Kun Fayakun’ dalam ayat-ayat ini bukanlah perkataan verbal yang keluar dari lisan. Perkataan ‘Kun Fayakun’ maksudnya adalah kehendak Allah subhanahu wata’ala untuk mewujudkan sesuatu. Jika Dia berkehendak untuk terwujud, maka terwujudlah. Bukan berarti sebuah perkataan yang harus terucap. Semoga dengan peristiwa Rohingya dan denda PSSI kepada Persib bisa menjadi langkah perdamaian seutuhnya antara Bobotoh dan Teh Jakmania. Aamiin.
Oleh: Yoga Prasetyo S (Bobotoh Persib, Aktivis Pergerakan Muslim dan Alumni 212)
Sumber: Kiblat.