Dokter Ini Heran Banyak yang Tiba-tiba Jadi "Jubir" Pembela Myanmar Atas Pembantaian Muslim Rohingya
10Berita~Komisi HAM PBB di Jenewa telah mengeluarkan pernyataan resmi bahwa Myanmar telah melakukan pembersihan etnis Rohingya di Rakhine. Ribuan tewas, sementara ratusan ribu lainnya terusir dan mengungsi ke negara tetangga Bangladesh.
NAMUN anehnya, di tanah air masih ada yang malah menjadi "juru bicara" dan pembela Myanmar atas pembantaian muslim Rohingya dengan mengemukakan berbagai dalih. Sungguh, apakah mereka masih disebut manusia?
Inilah yang menjadi keprihatinan seorang dokter asal kota Padang, dr. Patrianef.
Melalui akun fbnya, dokter spesialis bedah umum RSCM ini mengungkapan Duka untuk Rohingya dan fenomena para pembela Myanmar. Berikut tulisannya:
"Duka kami untukmu Rohingya"
Memangnya apa bedanya sih pembantaian di Myanmar itu jika bukan dikomandoi oleh Aung San Su Kyi tetapi oleh jenderal Min Aung Hlaing.
Siapapun pelaku kejahatan kemanusiaan itu tetaplah Pemerintah Myanmar.
Sejak dahulu sebelum merupakan bagian pemerintahan, Aung San Su Kyi tetap bungkam jika ditanyai soal Rohingya.
Apapun alasannya, apapun posisi Su Kyi, apapun sejarah Rohingya, apapun etnis Rohingya. Yang pasti telah terjadi kekejaman kemanusiaan di Myanmar. Kekejaman yang luar biasa. Tak perlulah ikut ikutan kita mencari siapa penanggung jawabnya. Tak perlulah kita ikut ikutan menjadi wakil pemerintah Myanmar dengan ikut ikutan mencari dalih dan latar belakang kejadian itu.
Heran, banyak sekali "ahli sejarah" Myanmar dan "wakil" Aung San Su Kyi di Indonesia yang berbusa busa menulis di Medsos ini bercerita dan menshare tentang sejarah dan klarifikasi dan seolah olah menjadi penenang dan tersirat pembenaran untuk pembantaian itu. Dan yang tragisnya mereka adalah warga republik ini yang ingin mengecilkan tragedi kemanusiaan itu. Sungguh saya tak mengerti jalan fikiran mereka.
Duka kami untukmu kaum terbunuh, tertindas dan terusir.
Duka kami untukmu Rohingya.
Jakarta, 16 September 2017
(dr. Patrinef)[]
Sumber : portal-islam.id, www.tribunislam.com