OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 09 September 2017

“Jangan Ambil Pusing dengan Isu yang Membuat Rumit Masalah Rohingya”

“Jangan Ambil Pusing dengan Isu yang Membuat Rumit Masalah Rohingya”

10Berita – Hari Jumat adalah penghulu hari-hari. Di dalamnya, ada syariat shalat jumat, pengganti shalat dhuhur. Di dalam shalat jumat, berkumpul pula umat Islam laki-laki, untuk mendengarkan khutbah.

Di dalam hari jumat, ada satu waktu, yang merupakan salah satu waktu yang maqbul untuk berdoa. Memperbanyak shalawat, dan doa adalah sangat dianjurkan di hari Jumat. Oleh sebab itu, hari Jumat merupakan hari yang spesial bagi umat Islam.

Jumat ini, di jawa tengah, umat Islam mengadakan aksi damai untuk mengungkapkan dukungan dan solidaritas pada umat Islam etnis Rohingya, yang hari ini menjadi korban genosida. Meski melewati lika-liku yang hampir mirip aksi bela islam 411 dan 212 lalu, tak menyurutkan tekad umat untuk mengikuti aksi damai di Magelang, jawa tengah.

Jauh di negeri seberang, mendung mulai menutupi langit, Jumat siang waktu Selangor. Hari itu, sebuah konferensi untuk membantu Rohingya digelar di gedung Karang Kraf, Negara Bagian Selangor, Malaysia. Gedung ini adalah gedung milik kelompok media Karang Kraf Acara ini bertajuk “Sinar for Rohingya, Solidarity for Humanity”.

Sesuai namanya, acara ini digagas oleh Harian Sinar, yang merupakan salah satu surat kabar, di bawah kelompok media Karangkraf di Malaysia. Pemilik Karangkraf Group, Datuk Hishamudin Yakob, adalah orang yang pertama menggagas acara ini.

Dalam sambutannya, Datuk Hishamudin mengatakan bahwa acara ini disusun kurang dari 1×24 jam. Ia bersyukur, dengan mudahnya komunikasi hari ini. Dengan waktu yang relatif singkat itu, telah berhasil mengumpulkan 95 NGO (Non Government Organization).

Datuk Hishamudin melanjutkan bahwa kita tidak boleh berdiam diri melihat penderitaan yang dialami muslim Rohingya. Berikutnya, beliau menandaskan bahwa momentum krisis Rohingya ini mengandung ibroh yang cukup besar.

“Krisis Rohingya ini terjadi atas izin Allah. Kita pun tak menghendaki krisis tersebut terjadi. Namun, di balik musibah pasti ada ibrah. Ibrah bagi kita adalah munculnya persatuan kembali umat Islam, dalam rangka untuk sama-sama membantu Rohingya,” ujar Hishamuddin.

CEO yang membawahi 32 media di bawah grup Karangkraf ini melanjutkan, “Kita ini, umat Islam, adalah ahlinya berpecah. Apa tidak lelah kita selama ini terus berpecah?”

Lebih lanjut, beliau mengharapkan bahwa kumpulan NGO yang dikumpulkan ini nantinya akan tergabung dalam satu wadah. Tujuannya adalah, memberi tekanan lebih besar kepada pemegang keputusan di Malaysia. “Sebab, kalau terus berjalan sendiri-sendiri, tidak akan mampu memberi tekanan kepadastakeholder,” ujarnya.

Peserta seminar “Sinar for Rohingya, Solidarity for Humanity” di Selangor, Malaysia pada Jumat (08/09).

Datuk Hishamudin menekankan perlunya dua hal: kampanye di media tentang penderitaan muslim Rohingya, dan kampanye donasi. “Jangan ambil pusing dengan isu-isu yang membuat rumit masalah Rohingya. Telah jelas urusan kemanusiaan di depan mata. Jangan takut dengan celaan orang yang mencela” ujarnya.

Dalam penutupnya, beliau mengusulkan perlunya pemetaan keahlian di antara NGO yang bergabung agar lebih mudah memetakan kebutuhan dan bantuan yang akan disampaikan kepada Muslim Rohingya.

Ya, inilah wujud ukhuwah Islamiyah. Bergerak bersama membantu saudara Muslim yang terdholimi, di manapun mereka berada. Tanpa tersekat kebangsaan. Tanpa menghiraukan batas teritori negara.

Di hari Jumat ini, kita perbanyak shalawat. Kita perbanyak pula berdoa, semoga Allah berkahi umat Islam di negara yang bertetangga ini. Sebab, mereka telah menunjukkan usahanya dalam membela dan membantu muslim Rohingya yang terzalimi.

Sebab mereka telah menjalankan syariat Rasul-Mu untuk mencintai muslim yang lain, yang telah mempersaudarakan kami sebagai ummatan wahidah. Ummat yang satu.

Allahumma taqabbal…

 

Penulis: Multazim Jamil

Sumber: Kiblat.