OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 13 September 2017

Jangan Mencela Waktu

Jangan Mencela Waktu

10Berita,  JAKARTA -- Ayatnya ringkas, tiga ayat saja. Namun, kandungannya teramat luas. Kita kerap mendengarnya dibaca saat shalat berjamaah secara jahr. Saat kecil pun, surah ini menjadi favorit. Pendek dan mudah dihafal.

Surah al-Ashr adalah surah Makiyah. Sebagaimana karakter surah Makiyah, isinya adalah peneguhan perjuangan. Bagaimana cara menjalani hidup dan kehidupan termaktub dalam surah yang turun saat dakwah di Makkah.

Ada sebuah kebiasaan yang kerap dilakukan para sahabat jika menyangkut surah al-Ashr. Imam Thabrani dalam Al-Mu'jim Al-Awsath dan Imam Baihaqi dalam Syu'ab Al-Imam meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Hudzifah RA. Ia berkata, "Dua sahabat Rasulullah SAW jika sudah bertemu tidak akan berpisah hingga salah satu dari keduanya membacakan surah al-Ashr kemudian mengucapkan salam."

Lihatlah kebiasaan generasi yang disebut Rasulullah SAW sebagai generasi terbaik. Mereka melihat keutamaan yang sangat agung dalam surah yang ringkas ini. Meresapi maknanya adalah salah satu cara untuk melihat secara utuh kandungan besar surah ini.

Syekh Wahbah az-Zuhaili dalam tafsir Al-Wasith menjelaskan, Allah SWT mengawali ayat ini dengan sumpah demi waktu. Waktu atau masa adalah rentetan pelajaran yang harus direnungi manusia. Ada  pergiliran siang dan malam, gelap dan terang silih berganti. Hal ini menandakan jika kondisi kehidupan akan terus dinamis.

Waktu sebagai objek sumpah juga sangat penting. Bahkan, kita dimakruhkan mencela waktu. Rasulullah SAW bersabda, "Jangan mencela waktu karena Allah-lah (pencipta) waktu."

Kemudian Allah menerangkan sejatinya tiap insan berada dlam kondisi serbarugi. Ia rugi baik dalam perdagangan, pekerjaan, maupun amal di dunia. Syekh Wahbah menjelaskan, kerugian ini jelas tampak pada orang-orang yang tidak beriman. Mereka menderita kerugian di dunia dan di akhirat. Dan itulah makna kerugian yang sebenarnya.

Sementara, orang mukmin meski kadang rugi di dunia, seperti rugi dalam perniagaan, kerasnya hidup, kemiskinan, dan lainnya, kerugian itu tidak ada maknanya sama sekali dibanding kenikmatan di akhirat.

Sumber: Republika

Related Posts:

  • Mau Kaya? Tempuh 11 Langkah Menjadi Kaya Ala Islam IniMau Kaya? Tempuh 11 Langkah Menjadi Kaya Ala Islam Ini 10Berita, Siapa yang tidak ingin kaya? Hampir seluruh manusia di dunia ini selalu menginginkan berkecukupan didalam hidupnya, punya banyak rezeki yang mengalir, tersedia… Read More
  • Apa Maksud di Balik Larangan itu?Apa Maksud di Balik Larangan itu? Keseluruhannya menyangkut etika dan norma hidup sehari-hari. 10Berita , JAKARTA -- Melalui karyanya yang berjudul al-Manhiyyat, tokoh yang bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Ali bin a… Read More
  • Ayo Mem-booking Rumah di SurgaAyo Mem-booking Rumah di Surga Seseorang harus lebih berpikir keras lagi untuk memiliki rumah di surga, 10Berita , JAKARTA -- Oleh: Imam Nur Suharno Setiap manusia berpikir untuk me miliki rumah di dunia. Me miliki ruma… Read More
  • Alhamdulillah Tak Ada Fraksi yang Mau Disebut Pendukung LGBT, Semua MenolakAlhamdulillah Tak Ada Fraksi yang Mau Disebut Pendukung LGBT, Semua Menolak DPR RI (suaradewan.com) 10Berita, Pernyataan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyebut adanya fraksi di DPR RI yang mendukung LGBT membuat geger. Di saat… Read More
  • Ironi dan Menyedihkan Generasi Muda Ironi dan Menyedihkan Generasi Muda Oleh: 'Yuri' Ayu Lestari (Ibu Muda dan Pemerhati Dunia Remaja) 10Berita, Dunia musik pop Korea (K-pop) baru-baru ini dilanda kabar duka. Kim Jong Hyun atau yang kerap disapa Jonghyun dikab… Read More