OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 07 September 2017

Mensyukuri Kehidupan

Mensyukuri Kehidupan

10Berita, JAKARTA -- Oleh: Asep Sapaat

Allah SWT mencintai para hamba-Nya yang pandai bersyukur. Jika manusia rajin bersyukur maka hidupnya akan merasa cukup. Sebaliknya, manusia yang mengingkari nikmat Allah, hidupnya selalu merasa kurang. Memilih sikap bersyukur atau ingkar pada nikmat Allah, itu pilihan kita. Allah SWT pun memiliki cara untuk merespons pilihan sikap kita, menambahi nikmat atau memberikan azab yang pedih (QS Ibrahim: 7).

Perjalanan saya ke Desa Mandang, Pangkalan Bun (Kalimantan Tengah), beberapa tahun lalu, menuntun saya menemukan makna mensyukuri kehidupan. Pak Waluyo, sosok guru dari Jawa yang memutuskan pilihan meniti masa depan di Pulau Kalimantan. Beliau lolos mengikuti seleksi program perekrutan guru untuk ditempatkan di daerah transmigrasi.

Karier Pak Waluyo relatif lancar. Tak ada persoalan berarti dalam urusan ekonomi keluarga. Karena penghasilannya sebagai seorang guru PNS lebih dari cukup untuk menafkahi keluarga. Yang kurang hanya satu, batinnya kerap merasa gundah. Apa sebabnya? Beliau sering bergaul dengan rekan sejawat yang terobsesi dengan harta dan jabatan.

Hal ini memengaruhi cara berpikirnya soal kehidupan. Beliau kerap terpancing dan mengikuti gaya hidup rekan-rekan sejawatnya. Di sisi lain, beliau relatif abai dengan amanah dan tanggung jawab sebagai guru. Datang ke sekolah kerap kasip (terlambat). Mengajar sesuka hati. Tak ada kesungguhan hati untuk memberikan pengajaran dan pendidikan terbaik bagi murid-muridnya.

Suatu ketika, sekolah Pak Waluyo mengangkat seorang guru honorer. Sosok guru honorer ini masih muda, bersahaja, gesit dalam menjalankan tugas, disiplin waktu, dan dicintai muridmuridnya.

"Allah SWT menegur saya lewat kehadiran guru honorer ini, Pak Asep. Saya tahu, guru honorer ini gajinya jauh di bawah penghasilan saya. Namun, sikap hidupnya berhasil menawan hati saya. Saya tersadar. Saya malu karena tak bisa menunjukkan kinerja yang baik seperti guru honorer itu. Selama ini saya sudah abai dengan tanggung jawab. Saya jadi takut, apakah penghasilan bulanan saya halal untuk dinikmati keluarga saya. Jangan-jangan saya sudah makan gaji buta selama ini," kata Pak Waluyo.

Saya terdiam dan mencoba memahami pikiran dan perasaan Pak Waluyo. Suasana sempat hening, lalu keheningan pecah saat Pak Waluyo tersenyum dan kembali berkisah, "Alhamdulillah saya sekarang sudah berubah. Dulu, saya memang tak begini. Sekarang saya sudah sadar dengan kesalahan saya. Saya sekarang lebih giat menunaikan tugas demi keluarga, murid-murid saya, dan orang lain yang membutuhkan kehadiran saya. Saya ingin lebih bermanfaat untuk sesama sebagai ungkapan syukur atas nikmat Allah yang tak bisa dihitung."

Perjumpaan dengan Pak Waluyo adalah momen yang menggugah ruang kesadaran saya. Saya berkaca pada diri sendiri. Sudahkah saya menjadi manusia yang pandai bersyukur? Manusia bisa lupa bahkan tidak bersyukur saat kondisi hidupnya mapan. Apalagi jika hidupnya berada di titik nadir. Syukuri apa pun yang kita miliki saat ini. Wallahu a'lam bishawab.

Sumber: Republika

Related Posts:

  • Seni Kaligrafi Utsmaniyah Bertahan Lima AbadSeni Kaligrafi Utsmaniyah Bertahan Lima Abad Dalam perkembangannya, muncul gaya-gaya seni kaligrafi lain. 10Berita ,  JAKARTA -- Berawal dari masa kejayaan Syekh Hamdullah, kaligrafi Turki Utsmani terus bertahan dalam r… Read More
  • Persepsi Keliru Tentang Surat Al-Ikhlas Menurut Al-Ghazali Persepsi Keliru Tentang Surat Al-Ikhlas Menurut Al-Ghazali 10Berita, Al-Qur’an adalah kitab yang mengandung pesan (risalah) untuk manusia. Namun pensakralan (baca: proses chosifikasi/tasyyi’) oleh umat Islam terh… Read More
  • Tentang GhoutaTentang Ghouta Ghouta Foto: Reteurs Tentang Ghouta Oleh: Ustadz Muhammad Rivaldy Abdullah 10Berita, KEMARIN saya berbincang dengan salah satu imigran Suriah yang menjadi pedagang kaki lima di Mesir. Ketika itu kebetulan saya… Read More
  • Indahnya Pemandangan Para Artis Bermajlis dengan Ustadz Abdul SomadIndahnya Pemandangan Para Artis Bermajlis dengan Ustadz Abdul Somad 10Berita, Akun instagram Ustadz Abdul Somad sudah kembali normal bisa diakses setelah sebelumnya pada Sabtu (24/2) malam tiba-tiba diblokir tanpa penjelasan… Read More
  • Hati-Hati Dengan Budaya Kuliner !!!Hati-Hati Dengan Budaya Kuliner !!! 10Berita – Menjadi istilah baru di Indonesia, kuliner kini menjelma sebagai sebuah kebiasaan masyarakat. Sehingga kini bertaburan pojok-pojok jajanan hingga cafe tempat hang out denga… Read More