Perkembangan Alquran di Dunia Barat
10Berita, JAKARTA -- Studi Alquran terus berkembang di Dunia Islam. Bagaimana dunia Barat? Drs. Sidin Syafarudin, M.A dalam buku Ensiklopedia Dunia Islam, Pemikiran dan Peradaban menuliskan, pada abad ke 12 yang ditandai kedatangan Peter the Venereble, Abbot Of Cluny ke Telodo meminta sebuah tim untuk menulis karya tentang Islam.
Salah satunya adala Alquran yang dipelajari dan diterjemahkan dalam bahasa Latin oleh Robert of Ketton dan selesai sekitar Juli 1143. Sejak saat itu, dua atau tiga abad kemudian tidak ada kemajuan dalam perkembangan Alquran dan Islam, dikarenakan Islam yang saat itu dipandang sebagai musuh besar.
Sehingga munculah karya karya yang bersifat polemis, apologetic yang bertujuan menjatuhkan Islam dan melecehkan Islam dengan uraian pornografi. Tetapi saat masa kebangkitan atau Renaisans muncul, dan mendorong kehadiran dari Turki Usmani ke Eropa menghasilkan berbagai karya tentang Islam pada abad ke-16.
Salah satunya terjemahan Alquran dalam bahasa Inggris pada tahun 1649 yang ditulis oleh Alexander Ross. Pada tahun 1698, seorang sarjana asal Italia, Ludovici Marraci memproduksi teks Alquran yang didasarkan dari menuskrip dan disertai dengan terjemahan Latin.
Marraci menghabiskan 40 tahun untuk mempelajari Alquran. Selain Marraci, ada juga seorang sarjana bernama George Sale yang menerjemahkan Alquran dalam versi bahasa Inggris lengkap dengan pengantar objektif tentang Islam. Sale menerjemahkan Alquran didasarkan pada para musafir ternama, terutama al-Baidawi lengkap dengnan catatan penjelasannya.
Pada abad 19, studi keserjanaan di bidang Alquran mengalami kemajuan. Pertama melalui sebuah karya hasil Gustave Dlugel pada tahun 1834 yang menulis Historischekritische Einleitung in den Koran (Pengantar Historis Kritis Alquran) pada 1844.
Lalu berlanjut denagn hasil karya yang ditulis oleh Aloys Sprenger yang mendiskusikan perbedaan surah serta pengumpulan Alquran dan William Muir yang membahas kronologi surah. Adapun karya terjemahan Alqur’an versi Inggris yang diniai terbaik dikalangan sarjana studi Islam Barat adalah Arthur J. Arberry dengan karyanya The Koran Interpreted (Alquran yang ditafsirkan) pada 1955.
Selain itu ada Rudi Paret yang menulis Der Koran, Kommentar, und, Konkordanz (Al Qur’an, komentar, dan konkordasi pada 1971 yang merujuk pada az-Zamakhsyari, at-Tabarai, dan al-Baidawi. Yang mana hasil terjemahannya merupakan sumbangan karya yang paling penting bagi mereka yang ingin mempelajari tentang Alquran lebih dalam.
Sumber: Republika