Pesan Tanah Suci untuk Indonesia: Pilih Pemimpin yang Peduli Islam!
10Berita, Mekkah — Seiring dengan berakhirnya hari tasyrik, sebagian besar jamaah haji telah selesai melakukan rangkaian ibadah haji. Sambil menunggu jadwal keberangkatan ke Tanah Air, ada beragam kegiatan yang dilakukan oleh jamaah haji asal Indonesia.
Memanfaatkan kesempatan ini, Markaz Inayah bil Jaliyat Indonesia (Indonesian Community Care Center) mengadakan pertemuan para tokoh yang kebetulan pada tahun ini melaksanakan ibadah haji. Kelompok yang terdiri dari mahasiswa Indonesia yang tinggal di Mekkah itu membuat acara bertajuk “Pesan Tanah Suci untuk Indonesia.”
Acara dilaksanakan di Masjid Jami Aisyah Ar-Rajhi hari ini (Rabu 06/09) pukul 09.00 waktu setempat, dihadiri sekitar 170 peserta yang semuanya merupakan jamaah haji asal Indonesia. Di antara tokoh yang hadir adalah Ust. Tengku Zulkarnaen, Ust. Fadlan Garamatan dan Bupati Bone, Andi Fahsar Mahdin Padjalangi.
Didaulat menjadi pembicara, Ust. Tengku Zulkarnaen menekankan pentingnya memilih pemimpin yang memihak kepada kepentingan Islam dan kaum Muslimin. Wakil Ketua MUI itu menilai dewasa ini terjadi upaya yang sangat masif untuk mendangkalkan akidah dan memecah-belah umat Islam. Selain itu, ada juga gerakan yang bertujuan, “Memarginalkan umat Islam dari panggung kekuasaan,” tegasnya.
Ust. Tengku kemudian menjelaskan berbagai intrik yang dilakukan kalangan tertentu untuk mempereteli Islam dari bumi Indonesia. Ia mencontohkan dalam UU Perkawinan, pernah digugat agar setiap warga negara berhak kawin dengan pasangan yang dikehendaki, meskipun sesama jenis. “Dua tahun diajukan, selalu ditolak oleh DPR,” terangnya.
Di masa menjabat sebagai Kemenkumham, Yusril Ihza Mahendra juga pernah mengajukan revisi UU perzinaan. Selama ini perzinaan adalah delik aduan, kalau tidak ada yang mengadu tidak ditindak. “Lalu pak Yusril mencoba untuk merevisi dengan menjadikannya sebagai delik umum dengan hukuman penjara maksimal 2 tahun atau denda 100 juta.” Sayangnya, menurut Ust Tengku, DPR menolak usul ini.
Dia juga menyinggung perjuangan MUI untuk memindahkan dana tabungan haji dari bank konvensional ke bank syariah. Dengan pengelolaan bagi hasil (nisbah) yang selama ini berjalan, total keuntungan per tahun rata-rata Rp. 4 triliun. “Kalau dibagi 200.000 jamaah pertahun, setiap jamaah mendapatkan bagi hasil Rp. 20 juta,” terangnya. Dana itu digunakan untuk menutupi kekurangan setoran ONH.
Sementara itu Bupati Bone, Sulsel Andi Fahsar Mahdin Padjalangi dalam sambutannya menjelaskan pentingnya peran pemerintah untuk memajukan agama. Ia kemudian mencontohkan peraturan yang ia terapkan di Bone. “Saya keluarkan Surat Edaran yang mewajibkan semua instansi termasuk TNI Polri untuk shalat berjamaah di awal waktu.”
Anak-anak SD yang dulunya wajib pakai celana pendek, sehingga yang tidak bawa sarung tidak bisa shalat Zuhur, oleh Andi diperbolehkan memakai celana panjang. “Sekarang kalau Zuhur tiba mereka diatur guru-guru mereka untuk shalat berjamaah.”
Acara tersebut juga dihadiri salah satu muazin Masjidil Haram, Syaikh Ahmad bin Yunus Khujah. Dalam kesempatan tersebut, Syaikh Ahmad menghadiahkan penutup jubahnya kepada Ust. Tengku Zulkarnaen.
Ust. Tengku Zulkarnaen menerima hadiah tutup jubah (bisht) dari muazin Masjidil Haram
Reporter: Tony Syarqi
Editor: Imam S.
Sumber: Kiblat.