OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 17 September 2017

Ribuan Orang Antar Pemakaman 11 Santri Tahfidz Darul Quran Ittifaqiyah

Ribuan Orang Antar Pemakaman 11 Santri Tahfidz Darul Quran Ittifaqiyah

Suasana sedih dan pilu mengelilingi jenazah seorang siswa Tahfidz Darul Quran Ittifaqiyah di Pemakaman Raudhatul Sakinah, Taman Selasih, Malaysia

10Berita–Suasana sedih dan pilu mengelilingi jenazah seorang siswa Tahfidz Darul Quran Ittifaqiyah di Pemakaman Raudhatul Sakinah, Taman Selasih, Malaysia hari Jumat kemarin.

Kedatangan Muhammad Aidil Aqmal Mohd Zamzuri (10) yang menjadi korban kebakaran,  disambut pihak keluarga, teman dan orang yang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir mereka.

Meski telah kehilangan anak putra tercinta, semua keluarga yang hadir nampak merelakan musibah yang ditakdirkan Allah tersebut.

Dikubur Bersama

Sementara itu, prosesi pemakaman  sebanyak 11 santri TahfidzDarul Quran Ittifaqiyah di Dato ‘Keramat membawa perasaan pilu masyarakat yang menghantarkan korban di Pemakaman Raudhatul Sakinah, Taman Batu Muda Jumat siang.

Baca:  PM Malaysia Bersedih Musibah Terbakarnya Tahfidz Darul Quran Ittifaqiah Center


Kesedihan mengepung ribuan orang yang menyaksikan pemakaman 11 santri,  saat jenazah diturunkan satu per satu ke tempat peristirahatan terakhir.

Semua jenazah dikuburkan secara bertahap dalam 11 tempat mulai sekitar pukul 18.30 waktu setempat, usai dishalatkan.

Yang pertama diturunkan adalah Muhammad Aidil Aqmal Mohd Zamzuri (10). Yang kedua, tiga saudara kandung –Muhammad Syafiq Haikal Mohd Sulaiman (13), Muhammad Harris Ikhwan (10), dan Muhammad Hafiz Iskandar (11)—dilanjutkan Muhammad Zatullah Roslan (11), Ahmad Harith Adam Mohd Nor Hadi (12), Muhammad Taufik Hidayat Norazizan (16), Muhammad Hazim Ahmad Nor (13), Muhammad Nizammudin Nasron (13), Muhammad Daniel Md Amin (14) dan Amiel Asyraaf Abd Rasid (11), dimakamkan setelah sholat Maghrib.

Semua jenazah dimakam dalam posisi berdekatan satu sama lain dalam barisan panjang masing-masing ditandai dengan papan kecil, bertuliskan nama mereka.

Hal ini agar memudahkan remunerasi oleh ahli waris dan anggota keluarga untuk mengenali korban.

Kondisi tanah berlumpur dan hujan deras saat pemakaman tidak menyurutkan ahli waris dan anggota keluarga, yang datang sejak shalat Jumat, dan tetap berada di pemakaman sampai prosesi pemakaman usai.

Beberapa korban korban sangat berterima kasih atas pengaturan pemakaman yang berjalan lancar dengan bantuan beberapa instansi pemerintah, ulama dan anggota keamanan seperti petugas pemadam kebakaran dan polisi.

Mohd Zamzuri, ayah dari almarhum Muhammad Aidil Aqmal, mengucapkan terima kasih atas semua yang terlibat termasuk koleganya untuk memberikan semangat dan belasungkawa kepadanya.

Ibu dari tiga bersaudara tersebut, Mas Hawani Mohamed Shahid (37),  mengaku kehilangan ketiga anaknya secara bersamaan,  menyusul suaminya yang telah dipanggil Allah beberapa tahun yang lalu.

“Saya ridho dengan ketentuan Tuhan yang lebih mencintai anak-anak saya, dan mereka akan melihat ayah mereka di sana,” katanya dikutip Harian Metro .

Mas Hawani keadaan sembab dan lesu mengaku kehilangan  ketiga putra tercintanya –Muhammad Syafiq Haikal Sulaiman, (13), Muhammad Hafiz Iskandar Sulaiman (11), dan Muhammad Harris Ikhwan Sulaiman (10). Menurutnya, ia  terakhir bertemu ketiga anaknya pada saat Hari Raya Idul Adha.

“Mereka terlihat sangat sedih saat terakhir kali mereka bertemu di Idul Adha.

Mas Hawani M Shahid kehilangan 3 putranya dalam musibah ini Foto: Nur Adibah Ahmad Izam

Namun, wanita  yang juga dikenal Ibu tunggal itu mengatakan, dia bersyukur segala urusan pemakaman ketiga anaknya dan jenazah yang lain karena berjalan dengan lancar.

Seorang ibu korban kebakaran lain ditemukan pingsan setelah melihat jenazah anaknya dimasuk ke dalam lubang kubur.

Upacara pemakaman 11 jenazah dari 23 korban musibah kebakaran di Raudhatul Sakinah baru selesai sekitar 9 malam.

Lebih dari 1.000 orang hadir dalam penghormatan terakhir mereka diiringi hujan.

Sementara itu, ayah almarhum Muhammad Zatullah, Roslan Omar, 52, bersyukur karena tubuh anaknya ditemukan dengan sempurna, sehingga lebih mudah untuk mengenali tubuh anak keduanya.

Sebagaimana diketahui, musibah kebakaran Kamis dini hari, pukul 5.15 waktu Malaysia, membuat 23 santri meningga, termasuk dua pengasuhnya.*

Sumber: Hidayatullah