Saat Pemilu Dirayu Untuk Dukung Suu Kyi, Giliran Jadi Pemimpin Malah Bantai Muslim Rohingya
10Berita– Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya. Itulah istilah yang tepat menggambarkan bagaimana umat Islam Myanmar dirayu untuk memberikan dukungannya kepada Aung Suu Kyi dan partainya NLD saat Pemilu 2015.
Seperti kebanyakan politisi pada umumnya, Suu Kyi ternyata hanya melontarkan janji-janji semu dan palsu. Bahkan saat menjabat sebagai pemimpn de facto Myanmar, Puteri dari jenderal Aung San ini ikut terlibat dalam pembantaian Muslim Rohingya di Arakan State.
Seperti dilansir The International News dalam terbitannya pada Minggu 18 Oktober 2015, Suu Kyi berbicara di depan warga di Thandwe. Banyak Muslim di Thandwe dan desa di sekitarnya yang datang mendukung dan berharap partai NLD yang didukung Suu Kyi akan membantu mengakhiri diskriminasi dan mendorong rekonsiliasi umat Buddha dan Muslim.
Salah seorang warga Win Naing mengatakan, memiliki harapan pada NLD. “Kami tidak memiliki hak yang sama. Saya berharap bahwa jika Ibu Suu menang pemilu, kita akan mendapatkan hak yang sama,” ujarnya.
Pendukung lain, Tun Win, dari sebuah desa di luar Thandwe, mengatakan Muslim menghadapi intimidasi dari Buddha. Menurutnya banyak Muslim telah ditolak kartu identitas nasional oleh pemerintah, membatasi kebebasan bergerak mereka.
“Mereka mengatakan, ‘pergi ke Yangon,’ tapi kita tidak bisa karena kita tidak memiliki kartu identitas. Kami datang dan pergi di sini dan itu seperti penjara,” ungkap Tun Win.
Namun menurut Tun Win, Suu Kyi selama pidatonya tidak menyinggung kekerasan yang terjadi pada tahun 2012 terkait pembunuhan 10 Muslim. Ia hanya bicara hal yang lebih luas tentang ketegangan agama dan kekerasan.
“Sangat penting bahwa semua orang tanpa memandang ras dan agama hidup di negara kita harus aman. Kita dapat memiliki kedamaian di negara kita hanya jika orang merasa aman baik secara mental dan fisik,” katanya.
Meskipun begitu, dukungan tetap mengalir meski partai tersebut tak mengajukan satu pun Muslim dalam daftar 1.100 kandidatnya untuk pemilihan 8 November mendatang.
Perlu diketahui bahwa 2 tahun sebelum kemerdekaan Myanmar, jenderal kenamaan Myanmar, Aung San (ayah Suu Kyi) pada tahun 1946 berjanji memberikan hak-hak yang sama kepada Muslim Rohingya dalam peperangan melawan penjajah. (Rol/Ram)
Sumber: eramuslim