OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 22 September 2017

Surat Kabar Israel Amati Sebab Kedekatan Riyadh dan Tel Aviv

Surat Kabar Israel Amati Sebab Kedekatan Riyadh dan Tel Aviv

tribune.com.pk

Jendral Raheel Syarif (paling kanan), Muhamad bin Salman (tengah) dan Jared Kushner (kiri), menantu Donald Trump

10Berita–Surat kabar Israel sayap kanan “Makor Rishon”, yang dekat dengan kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan keinginan Arab Saudi memperluas kerja sama dengan Israel bertentangan dengan “keputusasaan orang-orang Arab Palestina dan pendirian mereka dalam masalah pemukiman Israel”.

Namun, keinginan itu karena adanya kesamaan kepentingan antara kedua belah pihak itu dalam menghadapi proyek nuklir Iran. Di samping karena “kegagalan” kebijakan politik luar negeri (menyangkut hubungan AS-Israel, AS-Iran dan proyek nuklir Iran) mantan Presiden AS Barack Obama.

Dalam sebuah analisis politik yang diterbitkan situs surat kabar tersebut hari Sabtu (16/09/2017), koresponden politiknya, Ariel Kahana seperti dikutip Arabi21, Sabtu (16/09/2017) mengatakan beberapa lembaga resmi Israel percaya bahwa Arab Saudi dan negara-negara Teluk bisa setuju untuk menghadiri konferensi koordinasi regional yang diprakarsai Presiden AS Donald Trump, yang tanpa persetujuan Palestina, dan bahkan tanpa kehadiran perwakilannya.

Dia menekankan Israel ikut serta dengan Arab Saudi dan negara-negara Arab, dalam memblokade Qatar karena “dukungannya terhadap kelompok teror.”

Baca: Menteri Israel Minta Hubungan Penuh dengan Saudi dan Kunjungan Resmi Riyadh


Kahana menganalisa sejarah perkembangan hubungan Saudi-Israel, yang menunjukkan selama tahun 2010, media Amerika mengungkapkan bahwa kepala Mossad saat itu, Meir Dagan, mengunjungi Arab Saudi, selain itu asistennya mengadakan pertemuan berkala dengan para pejabat keamanan dan intelijen Saudi untuk mengkoordinasikan berbagai cara untuk menghadapi proyek nuklir Iran di banyak ibu kota negara-negara di dunia.

Dia menambahkan bahwa pertemuan Tamir Pardo, yang menggantikan Dagan sebagai kepala Mossad dengan para pemimpin dinas intelijen Saudi, menunjukkan indikasi Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya saling bertukar konsultasi dan informasi intelijen mengenai cara-cara menghadapi proyek nuklir Iran.

Dia kembali mengingat bahwa di sela-sela pertemuan puncak tentang perdamaian di Munchen, Jerman, pada 2016, mantan Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya’alon berjabat tangan dengan mantan kepala intelijen Saudi, Pangeran Turki al-Faisal.

Dia menunjukkan bahwa pada pertengahan 2016, al-Faisal berpartisipasi dalam sebuah simposium yang diselenggarakan di Washington dan berdampingan dengan Jenderal Ya’akov Ami Dror, mantan penasihat keamanan nasional Israel.

Dia mencatat bahwa pada bulan Juli 2016 sebuah delegasi Saudi yang dipimpin oleh Jenderal Anwar Ishki mengunjungi Israel secara terbuka dan bertemu dengan para pejabat senior di Tel Aviv, selain mengadakan pertemuan dengan anggota parlemen.

Dia menyebutkan sebuah pesawat Saudi telah selesai diperbaiki di kompleks industri penerbangan Israel yang bersebelahan dengan Bandara Ben Gurion.

Dia mengingat sebuah fakta bahwa penyelidikan yang dipublikasikan setahun yang lalu oleh situs Bloomberg Amerika mengungkapkan banyak aspek hubungan ekonomi yang sangat intens antara Israel dan negara-negara Teluk, khususnya Arab Saudi.

Baca: Donald Trump dan Wakil Putra Mahkota Arab Saudi Bertemu di Gedung Putih


Kahana mengutip dari mantan Direktur Jenderal di Menteri Luar Negeri Israel, Dore Gold yang mengatakan bahwa “kesamaan kepentingan adalah faktor yang membuat membaiknya hubungan antara negara-negara Teluk dan Israel.”

Gold menceritakan sebuah kejadian yang dialaminya selama kunjungan rahasia ke salah satu negara Arab yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Dia menambahkan: “Saya biasa membacakan kepada tuan rumah Arab saya hal-hal yang ingin saya bicarakan dengannya, dan saya memiliki 13 item masalah yang disiapkan oleh pegawai saya sebelumnya. Saya memperhatikan tuan rumah Arab saya berkata sambil tertawa, “Apakah Anda mengatakan sesuatu yang tidak layak? Pejabat Arab itu menjawab: “Bagaimanapun, semua poin yang ingin Anda diskusikan adalah poin-poin yang sebelumnya ingin kami diskusikan dengan Anda.”/ Abd Mustofa, Fadli Maskur

Sumber: Hidayatullah