OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 20 September 2017

Terkait ‘Kebangkitan’ PKI, Kivlan: Bukan ‘Hantu’, Sudah Nyata, Ujungnya Minta Cabut Tap MPRS

Terkait ‘Kebangkitan’ PKI, Kivlan: Bukan ‘Hantu’, Sudah Nyata, Ujungnya Minta Cabut Tap MPRS

haekal/ina

Mantan petinggi Kostrad, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen.

10Berita– Terkait “kebangkitan” Partai Komunis Indonesia (PKI) pada saat ini, mantan Kepala Staf Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen, menegaskan, bahwa itu bukan lagi ‘hantu’, melainkan suatu kenyataan.

Hal itu menurutnya bisa dilihat terkait acara diskusi tentang sejarah peristiwa 1965 yang digelar di kompleks gedung Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBH) di Jakarta, beberapa waktu lalu. Rangkaian acara ini mendapat penolakan oleh ribuan massa dari berbagai organisasi.

Diskusi itu katanya sempat digelar terkait “pelurusan sejarah 1965”. Sejarah dimaksud adalah tragedi pemberontakan PKI atau dikenal dengan sebutan Gerakan 30 September (G30S)/PKI.

Kata Kivlan, kalau sempat ada diskusi tentang katanya “pelurusan sejarah” dan banyak pembicara mengatakan mereka tidak salah dalam G30S/PKI, maka ujung-ujungnya mereka meminta pencabutan Tap MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang pembubaran PKI.

Baca: Seruan Pemuda-Mahasiswa Islam Indonesia: Dukung Ulama, Waspadai Gejala Kebangkitan PKI!


“Dan sudah didengungkan oleh yang namanya Bambang Beathor Suryadi, anggota DPR dari Fraksi PDIP, supaya nanti dicabut Tap MPRS, Golkar dan PDIP supaya ndukung,” ujar Kivlan dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di studio salah satu TV swasta, Jakarta, kemarin, Selasa malam Rabu.

Jadi, menurut Kivlan, mereka yang menyatakan PKI tidak salah dalam kejadian G30S/PKI itu, ujung-ujungnya meminta pencabutan Tap MPRS pembubaran PKI tersebut.

“Ini link ini ada bunyinya, ada bunyi, ujungnya arah ke sana. Jadi ini (PKI. Red) bukan hantu lagi, udah nyata,” tegasnya dalam acara bertema “PKI, Hantu atau Nyata?” itu.

Kivlan mengungkapkan, dalam acara diskusi di YLBHI itu, ada intelnya yang menyampaikan informasi-informasi tersebut.

“Ada intel saya masuk, ngatakan (pada acara itu. Red) disiapkan mejanya untuk seratus orang.
Jadi saya tahu,” ungkapnya lantas disambut tepuk tangan hadirin.

Baca: Ketum PBNU Ajak Bangsa Indonesia Mewaspadai Kebangkitan PKI


“Dan ada juga di sini (pada ponsel Kivlan. Red) fotonya bahwa ada diskusinya, ada orang yang pakai kacamata, pakai topi, di sini (bajunya) ada ‘Karlmarx’, ada berbicara, ada masuk videonya, jadi enggak bisa dibantah (bahwa) sempat diskusi,” ungkapnya juga.

Kivlan menegaskan bahwa PKI telah melakukan kudeta terkait G30S/PKI. Letkol Untung, perwira militer G30S/PKI, saat itu dia lihat dan dengar telah membuat pengumuman di radio dan televisi.

“Dia buat pengumuman Dewan Revolusi dan menganulir pemerintahan kabinet Dwikora, dia adalah sebagai Ketua Dewan Revolusi yang memimpin Indonesia,” ungkap Kivlan yang mengaku pada saat itu sedang berada di Jakarta.

“Itu (PKI) sudah terlibat, udah melakukan revolusi, udah kudeta,” tegasnya menambahkan.

Selain itu, menurutnya, saat itu juga sudah ada pasokan senjata dari China untuk gerakan PKI.

Baca: PKI, Indonesia, dan China [1]


Bejo Untung Membantah

Pada acara ILC tersebut, salah seorang pembicara, Bejo Untung, Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP) 1965, membantah jika PKI akan bangkit kembali. Bejo Untung juga membantah jika PKI telah melakukan kudeta lewat G30S/PKI itu.

Bejo Untung bahkan menuding militer berada di balik Gerakan itu. Bejo Untung menganggap kejadian itu sebagai “rekayasa semua”. Tudingan ini juga diluruskan oleh Kivlan.

Kata Kivlan, G30S/PKI melibatkan oknum-oknum militer dari berbagai angkatan termasuk Kepolisian, yang merupakan binaan PKI yang membentuk biro khusus untuk menyusup di tubuh TNI, ABRI waktu itu.

Baca: Situasi Indonesia Saat ini Dirasakan Mirip Suasana Jelang Pemberontakan PKI 1965


Sempat terjadi perdebatan dalam ILC itu saat Bejo Untung mengakui bahwa ia merupakan orang Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia (IPPI) pada masa-masa itu.

“IPPI itu adalah underbow dari PKI,” terang Kivlan disambut banyak tepukan tangan. Tapi Bejo Untung membantah penjelasan Kivlan. “Itu tidak benar,” klaimnya. “Ya sudah, sudah selesai. Gerwani juga underbow, pengikut dari PKI,” tegas Kivlan.

Bejo Untung salah seorang narasumber yang diundang untuk menjadi pembicara pada acara di YLBHI tersebut -yang berujung ricuh. Mantan Koordinator YLBHI, Alvon Kurnia Palma, pembicara ILC lainnya, telah membantah jika acara di kompleks YLBHI tersebut pro PKI.*

Rep: SKR

Editor: Muhammad Abdus Syakur

Sumber: Hidayatullah