Wahai Aktifis Dakwah, Bangunlah! Sholat Tahajud
ilustrasi sholat tahajud (alifstream.com)
Wahai aktifis dakwah, apa bekalmu? Dalam kondisi umat Islam seperti dipermainkan, ulama dikriminalisasi dan Islam dihantam seperti saat ini.
Allah telah menunjukkan dua solusinya; sabar dan sholat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar (QS. Al Baqarah: 153)
“Berdakwah di jalan Allah akan menghadapi pergolakan dan tribulasi yang bisa menyebabkan tekanan jiwa,” kata Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran, “maka diperlukan kesabaran lahir dan batin. Sabar dalam taat kepada Allah, sabar dalam meninggalkan maksiat, sabar dalam arti tegar dalam kesulitan karena Allah, sabar atas segala fitnah dan tipu daya, sabar atas lambatnya pertolongan, sabar dalam menghadapi tekanan, sabar atas sedikitnya penolong, sabar atas panjangnya jalan, sabar atas sulit dan beratnya jiwa, sabar atas beratnya kedurhakaan dan sabar atas serang orang-orang yang berpaling.”
Bekal kedua adalah sholat. Terutama sholat malam, sholat tahajud. Sebab bagi aktifis dakwah, urusan sholat lima waktu sudah selesai. Maka saatnya menguatkan sholat malam. Sebab itulah bekal Rasulullah, para sahabat dan pengemban dakwah pelanjut risalah.
Sejak awal dakwah Makkiyah, Allah menurunkan Surat Al Muzammil. Mewajibkan Rasulullah untuk sholat tahajud separuh malam, atau sedikitnya sepertiga malam. Menjauhkan Rasulullah dari tempat tidur, membuat beliau mengucapkan selamat tinggal istirahat. Tak ada waktu istirahat, tak ada lagi waktu bersantai.
Waktu Rasulullah kini tinggal dua; sebagiannya untuk berdakwah, sebagiannya lagi untuk bermunajat kepada Sang Pemilik dakwah. Maka siangnya beliau tak pernah berhenti untuk menyeru manusia ke jalan Tuhannya, malamnya ia bermunajat kepada Rabb ‘alam semesta yang ia menyeru manusia kepada-Nya.
يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ . قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا . نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا . أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآَنَ تَرْتِيلًا
Hai orang yang berselimut, bangunlah (untuk sholat) di malam hari. Kecuali sedikit daripadanya, yakni separuhnya atau kurangilah dari separuh itu atau lebihkanlah. Dan bacalah Al Quran dengan perlahan-lahan. (QS. Al Muzammil: 1-4)
Pertanyaannya, sebagai aktifis dakwah, sudahkah kita mengamalkannya, meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam? Bangunlah, bertahajudlah! Bermunajatlah kepada-Nya, adukan segala kendala kepada-Nya. [Muchlisin BK/Tarbiyah.net]
Baca juga: Doa Sholat Tahajud yang diajarkan Rasulullah
Sumber: Tarbiyah