OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 07 Oktober 2017

Berkaca dari Pilpres 2014, Elektabilitas Jokowi Saat Ini MENGUATirkan

Berkaca dari Pilpres 2014, Elektabilitas Jokowi Saat Ini MENGUATirkan


10Berita~ Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dengan bangganya merilis hasil survei Pilpres 2019 yang menunjukan Presiden Joko Widodo unggul telak dari pesaingnya Prabowo Subianto.

Survei yang dirilis 5 Oktober 2017 ini menunjukan elektabilitas Jokowi mencapai 38,9%, sedang Prabowo "hanya" 12%.

Link: https://news.detik.com/berita/3671921/survei-pilpres-smrc-jokowi-389-prabowo-tinggal-12

***

Sekali lagi justru survei SMRC ini menunjukan Jokowi sebagai petahana di ujung tanduk.

Sebagai petahana (kalau dinilai berhasil) semestinya elektabilitas Jokowi di atas 50%.

Ini malah terjun bebas. Dulu saat Pilpres 2014 Jokowi dapat 53,15%, dan sekarang setelah hampir 3 tahun menjadi Presiden malah melorot tinggal 38,9%. Itupun yang survei SMRC, you know lah siapa itu SMRC :)

Padahal selama hampir tiga tahun ini praktis hanya Jokowi (karena dia menjabat Presiden RI) yang tampil dimana-mana, di seluruh media cetak-online-TV, bagi-bagi sepeda, buku, dll, tapi malah elektabilitasnya tergerus jauh dibanding hasil Pilpres 2014.

Pesaing yang lain mah belom gerak :)

Prabowo yang belum ngapa-ngapain elektabilitasnya udah dapat 12%.

Sementara pada saat jelang Pilpres 2014 lalu, ada survei dari CIRUS (11-12 dengan SMRC) survei bulan Januari 2014 menunjukan elektabilitas Jokowi 42,5% jauuuuhhhh mengungguli Prabowo yang "hanya" 13 sekian persen.

NAMUN... hanya dalam jangka waktu 6 bulan, elektabilitas Prabowo meroket (meroket beneran, lho ya, bukan "meroket" yang ditunggu-tunggu tak kunjung terbukti itu). Prabowo memperoleh 46,85%.

CATAT: HANYA DALAM WAKTU 6 BULAN, Prabowo meroket dari 13% menjadi 46%.

Sekarang, hampir persis 3 tahun menjabat, kondisinya: Jokowi 38 (koma 9), Prabowo 12 (koma 5), posisi yang mirip 2014.

TAPI.. mengingat Jokowi itu petahana, maka dapat dikatakan kondisi elektabilitas Jokowi ini MENGUATirkan.

Terlebih "keuntungan-keuntungan" Jokowi di Pilpres 2014 tak lagi ada.

Saat Pilpres 2014, Jokowi masih bisa umbar JANJI sana sini. Rakyat masih bisa dibuai dengan seribu JANJI MANIS. Semua masih percaya dengan omongannya.

SEKARANG? Posisinya malah Jokowi yang ditagih JANJI yang tak terealisasi.

Sebaliknya, Prabowo malah posisinya diuntungkan. Belum gerak aja udah 12%. Seperti Pilpres 2014. Dari 13% meroket menjadi 46,85%.

Angka 46,85% ini pun masih diperdebatkan karena Timses Jokowi Akbar Faisal pernah bocorin ada "alat sedot data KPU".

KPU Didesak Selidiki Alat Sedot Data 'Luhut' Saat Pilpres
http://news.liputan6.com/read/2212749/kpu-didesak-selidiki-alat-sedot-data-luhut-saat-pilpres

Pernyataan Akbar Soal Sedot Data KPU Harus Diungkap
https://nasional.sindonews.com/read/986350/12/pernyataan-akbar-soal-sedot-data-kpu-harus-diungkap-1428406481

Kantor Luhut Panjaitan Bertugas Sedot Data KPU dalam Pilpres 2014
http://www.teropongsenayan.com/8291-kantor-luhut-panjaitan-bertugas-sedot-data-kpu-dalam-pilpres-2014

Ini yang bocorin orangnya Jokowi sendiri loh. Akbar Faisal, politisi NASDEM.

Semoga PILPRES 2019 berjalan JUJUR.

Rakyat Indonesia siap menyambut Presiden baru.