OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 14 Oktober 2017

Dosa Riba Tidak Diampuni, Benarkah?

Dosa Riba Tidak Diampuni, Benarkah?


Dari ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِيَّايَ وَالذُّنُوبَ الَّتِي لا تُغْفَرُ: الْغُلُولُ، فَمَنْ غَلَّ شَيْئًا أَتَى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَآكِلُ الرِّبَا فَمَنْ أَكَلَ الرِّبَا بُعِثَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَجْنُونًا يَتَخَبَّطُ”, ثُمَّ قَرَأَ: “الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لا يَقُومُونَ إِلا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ”[البقرة آية 275]

“Hati-hati dengan dosa yang tidak diampuni:

(1) ghulul (khianat), siapa yang berbuat ghulul, maka ia akan didatangkan dengan sesuatu yang ia khianati pada hari kiamat;

(2) pemakan riba, siapa yang memakan riba, maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan gila seperti kesurupan.

Kemudian dibacakanlah ayat (yang artinya), ‘Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) gila.”(QS. Al-Baqarah: 275).” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 18/ 60/ 100. Syaikh Al-Albani menilai bahwa hadits ini hasan sebagaimana disebutkan dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 3313)

Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili memberikan catatan bahwa yang dimaksud tidak diampuni hanya kalimat untuk sekedar menakut-nakuti.

Karena tetap dosa di bawah kesyirikan berada dalam masyiah Allah (kehendak Allah). Namun dikhawatirkan memang pelakukan sulit dimaafkan oleh Allah. (Lihat Dhawabith Ar-Riba, hlm. 21)

Sumber: rumaysho.com