OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 01 Oktober 2017

Heboh Halte Palu Arit, Inilah Fakta Yang Sebenarnya

Heboh Halte Palu Arit, Inilah Fakta Yang Sebenarnya


10Berita - Jelang peringatan G 30 S/PKI, apa pun yang berbau komunis langsung laris menjadi bahan penyebaran kabar hoaks.

Bahkan, gambar-gambar dari luar negeri disebarkan seolah-olah ada di Indonesia. Contohnya gambar halte berdesain palu arit di Pantai Malabar di selatan India ini.

Desain halte nyeleneh itu sudah banyak tersebar di media sosial. Konstruksi penyangganya didesain seperti logo Partai Komunis, palu dan arit.

Sepintas halte tersebut seperti ada di Indonesia. Sebab, kondisi geografis di sekitar halte itu memang terlihat seperti di sebuah pedesaan di Indonesia.

"Waspada.. Neo komunis sudah secara terbuka menampakan jati dirinya.. Di wilayah Sukoharjo sebuah halte di upgrade dgn logo identik dgn partai terlarang..!! Siaga satu untuk yang berjiwa pancasilais. kira-kira ini bagian dari tren anak muda masa kini ga ya.????? ...sambil tepok jidat..miriiiss!#"Begitulah status yang diunggah seorang netizen.

Status yang juga dilengkapi gambar halte itu banyak disebarkan ulang oleh pengguna media sosial.

Salah satunya akun Twitter PutraPribumi. Akun tersebut membagikan ulang kabar itu dan me-mention ke akun Twitter Presiden Jokowi, Puspen TNI, Divisi Humas Mabes Polri, hingga DPR.

Dari penelusuran di Google Image, ternyata halte itu tidak berada di Indonesia. Lokasinya berada di kawasan wisata Pantai Malabar, Kerala.

Kerala merupakan salah satu negara bagian di India. Letaknya ada di bagian selatan.

Foto halte dengan desain palu arit itu sebenarnya bukan gambar royalty free.

Foto itu diperjualbelikan di situs stok foto Alamy.com. Judulnya "Hammer and Sickle Bus Stop, Kollam".

Untuk kebutuhan pribadi dengan resolusi rendah, foto itu dibanderol USD 19.

Namun, untuk keperluan pemasaran, foto tersebut ditawarkan seharga USD 199. Foto itu sendiri dijepret pada Desember 2015.

Hoaks tentang halte palu arit di Sukoharjo tersebut sebenarnya sudah pernah menyebar di Indonesia sekitar setahun yang lalu.

Sempat menghilang, hoax itu ternyata muncul lagi akhir-akhir ini, bahkan lebih viral.

Sepertinya para penyebar berita palsu tersebut memanfaatkan momen September dan Oktober yang selalu dikaitkan erat dengan peristiwa pengkhianatan G 30 S/PKI.

Jawa Pos sebelumnya juga membahas informasi keliru mengenai PKI yang dikaitkan dengan kabar pembelian 5 ribu senjata api ilegal.

Dalam informasi hoaks itu disebutkan, PKI sudah dilatih memegang senjata di Indonesia. Hoax tersebut dilengkapi foto barisan laki-laki membawa senjata.

Ternyata, foto itu dicomot dari situs berita Aljazeera. Foto tersebut merupakan gambar anggota Tentara Rakyat Baru (NPA), yang merupakan pasukan Partai Komunis Filipina. Bukan di Indonesia.

Karena itu, yuk jadi pengguna media sosial yang bijak. Jangan langsung percaya posting-an-posting-an yang terindikasi tidak benar.

Ingat, jangan langsung percaya. Juga, jangan langsung mudah menyebarkannya.

Manfaatkanlah fitur-fitur pencarian di search engine. Tidak rumit kok.

Sekarang juga fitur-fitur seperti itu tersedia dalam aplikasi untuk smartphone Anda. (gun/eko/c9/fat/jpnn)

Sumber: www.beritaislamterbaru.org