OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 03 Oktober 2017

Pelakunya Bukan Muslim, Trump Sebut Penembakan Massal di Las Vegas bukan Aksi Teroris

Pelakunya Bukan Muslim, Trump Sebut Penembakan Massal di Las Vegas bukan Aksi Teroris

10Berita~LAS VEGAS  Sedikitnya 59 orang tewas dan lebih dari 500 lainnya cedera setelah setidaknya satu orang bersenjata melepaskan tembakan ke penonton konser di Las Vegas Strip yang populer di negara bagian Nevada, Amerika Serikat. Jumlah korban tewas masih mungkin bertambah, mengingat banyak korban luka yang kritis.

Penembakan massal tersebut terjadi pada Ahad (1/10/2017) malam waktu setempat atau Senin (2/10) waktu Indonesia, di luar sebuah bangunan di Mandalay Bay Resort and Casino selama festival negara Route 91. Lebih dari 22.000 orang hadir di konser tersebut.

Polisi mengatakan penembak berusia 64 tahun tersebut bernama Stephen Craig Paddock. Stephen disebut menembaki kerumunan orang dari lantai 32 hotel Mandalay Bay, tetapi aparat tidak menyebutnya sebagai aksi terorisme.

Stephen kemudian ditemukan tewas di kamar hotelnya, kata polisi, yang menduganya dia bunuh diri.

Polisi juga sedang memburu seorang wanita bernama Marilou Danley yang diketahui menjadi teman seperjalanan pelaku.

Eric Paddock, saudara Stephen, mengatakan di CNN, “Sama sekali” saudaranya itu tidak memiliki masalah mental atau motif politik.

Presiden AS Donald Trump men-tweet “ucapan duka cita yang paling dalam” terhadap korban “penembakan Las Vegas yang mengerikan” itu.

Seperti halnya aparat kepolisian, dalam sebuah pidato di televisi pada Senin (2/10) pagi waktu setempat, Trump menyebut serangan itu sebagai “tindakan kejahatan murni”, bukan aksi terorisme.

Serangan pada Ahad malam atau Senin (2/10) itu adalah penembakan massal yang paling mematikan dalam sejarah modern AS.

Sejauh ini pada 2017, kelompok pengawas Gun Violence Archivetelah mendokumentasikan 273 penembakan massal di AS.

Kelompok tersebut juga mencatat 11.621 kematian dan 23.433 orang luka-luka terkait senjata api selama periode tersebut.

Stephen Craig Paddock

Serangan Mandalay Bay terjadi beberapa pekan setelah Spencer Hight melakukan penembakan massal di sebuah pertemuan di rumah istrinya yang terasing di Plano, Texas.

Penyerang tersebut membunuh delapan orang dan kemudian ditembak mati oleh polisi. (S)

Sumber: Aljazera,Salam Online