OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 30 Oktober 2017

Satu-Santunya Masjid Hancur, Setahun Adzan Tak Berkumandang di Lembah Baliem

Satu-Santunya Masjid Hancur, Setahun Adzan Tak Berkumandang di Lembah Baliem


10Berita – Sudah hampir 1 tahun adzan tidak terdengar berkumandang di Lembah Baliem karena masjid Masjid Al Huda yang berlokasi di Desa Asotipo, Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya hancur diterpa angin kurima.

Informasi yang diperoleh dari Yayasan Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN), lembaga dakwah yang fokus di Pulau Nuu Waar (Irian Jaya) menjelaskan bahwa dua kubah yang menutup bagian atas Masjid Al Huda hancur sejak angin kencang tersebut menerpa.

“Begitu juga bagian atapnya yang tidak lagi bisa menahan air hujan yang turun. Bagian dindingnya yang terlihat retak dimana-mana. Demikian pun lantainya banyak yang hancur-hancur sehingga tak lagi membuat jamaah merasa nyaman untuk melaksanakan shalat,” jelas Humas AFKN Abu Zanki kepada Hidayatullah, Senin (30/10).

Akibatnya, ungkap AFKN, nyaris tak lagi terdengar suara adzan dari masjid yang menjadi benteng umat Islam di Lembah Baliem ini. Namun, semangat untuk tetap menjaga tegaknya shalat masih tumbuh dengan baik. Terutama bagi Mulyadi Asso, ketua pengurus masjid tersebut.

“Seringkali sebelum memanggil jamaah lain untuk shalat, ia harus membersihkan terlebih dulu masjid yang kayu-kayu atapnya pun sudah mulai keropos. Bahkan terkadang ia pun harus membersihkan genangan air hujan yang turun langsung ke dalam masjid,” ungkap Mulyadi Asso.

Dijelaskan, keberadaan Masjid Al Huda di tengah komunitas Muslim yang hanya berjumlah 111 KK ini sangat strategis. Ini menjadi bukti kuat bahwa Islam masih tegak di lembah yang dihuni oleh masyarakat asli Suku Dani itu.

“Menjaga agar adzan tetap berkumandangan dari masjid ini pun sejatinya menjadi tugas kita bersama agar aqidah Islam di dada mereka terus terjaga. Terlebih di tengah derasnya ‘rayuan’ para missionaris yang bisa dengan cepat hilir mudik ke kampung itu, karena fasilitas landasan pesawat terbang twin otter milik missionaris yang tak jauh dari kampung tersebut,” jelas Mulyadi Asso.

Kini Umat Islam di Asotipo merindukan masjid kebanggaannya kembali tegak dan terlihat indah. Selain mereka akan semakin nyaman melaksanakan shalat, anak-anak mereka pun bisa nyaman mengikuti pengajian di dalam masjid itu.

“Ini kebanggaan mereka sebagai seorang Muslim. Tidakkah kita tergerak untuk menjadikan masjid kebanggaan mereka itu kembali tegak dan indah? Bukankah itu pun baitullah yang menjadi tanggung jawab kita bersama. Sebagaimana sabda NabiShallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Barangsiapa yang membangun suatu masjid, ikhlas karena mengharap wajah Allah Ta’ala, maka Allah akan membangunkan rumah yang semisal di dalam surga. (Muttafaqun ‘Alaihi),” ungkapnya.

Berdasarkan perintah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tersebut, AFKN membuat program renovasi Masjid Al Huda. Diperkirakan dana yang diperlukan untuk merenovasi keseluruhan sebesar Rp 350.000.000. Yang akan dialokasikan untuk pembelian kubah masjid, merapikan dinding dan lantai, membayar pekerja, dan kebutuhan lainnya.

“Kami mengajak kepada seluruh umat Islam di mana saja berada, untuk bersama-sama mewujudkan kembali masjid kebanggaan masyarakat di Desa Asotipo. Kepeduliaan kita bersama akan meyakinkan mereka bahwa sesungguhnya setiap orang beriman adalah bersaudara. Islam di sini dan Islam di sana adalah Islam yang sama dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Allah Ta’ala di sini dan Allah Ta’ala di sana juga sama adalah Allah Ta’ala yang wajib disembah dan (Dia merupakan) penguasa alam semesta, serta tak pernah luput setiap kebaikan hamba-Nya yang ikhlas menolong tegaknya diin di muka bumi,” pungkasnya. (HI/Ram)


Sumber :Eramuslim