TEROR BOM di Bandara AS Baru-baru Ini Sepi Beritanya... Karena Pelaku Bukan Muslim
10Berita~Anda tau ada rencana serangan peledakan bom di bandara Amerika baru-baru ini? Tidak tau? Belum mendengar kabar beritanya? Sepi di media-media?
Begitulah... Barat dan media tak hiruk pikuk memberitakan upaya pengeboman bandara udara Asheville Regional Airport di North Carolina Amerika Serikat yang terjadi baru-baru ini, tepatnya Jum'at 6 Oktober 2017.
Mengapa sepi, sunyi senyap beritanya?
Tepat sekali dugaan Anda.
Karena pelakunya BUKAN MUSLIM, BUKAN MUALAF, tak ada kaitan dengan ISIS.
Pelakunya pria kulit putih 46 tahun bernama Michael Christopher Estes, BUKAN Mikael Muhammad Estes.
KEJADIANNYA...
Seorang pria menanam bom di dekat pintu masuk menuju bandara Asheville Regional Airport di North Carolina AS.
Seorang pekerja bandara melaporkan bahwa seorang pria berjalan keluar dari hutan di seberang jalan dan ke bandara pada Jumat dini hari tanggal 6 Oktober, mengenakan pakaian hitam, topi bisbol hitam dan membawa tas. Ia kemudian terlihat meninggalkan bandara tanpa tas.
Pihak berwenang yang mencari di antara pepohonan menemukan sebuah ransel.
Pengamanan bandara menemukan bom tersebut setelah seekor anjing pelacak mendekati perangkat tersebut dan "memberi isyarat akan adanya bahan peledak".
Dari rekaman video CCTV akhirnya diketahui pria itu adalah Michael Christopher Estes yang ditangkap FBI keesokan harinya.
Estes mengaku menanam bom tersebut, mengungkapkan kandungan Amonium Nitrat, sebuah bahan peledak yang sering digunakan dalam serangan teroris.
Estes menggunakan jam alarm yang dicurangi, ditetapkan pukul 06:00, untuk menyerang korek api yang akan membuatnya menyala.
Pria berusia 46 tahun itu mengatakan kepada penyidik bahwa dia membeli bahan dari supermarket Walmart dan mengaku memasang paku di perangkat.
***
NAH, Anda baru tahukan tentang upaya serangan teroris di bandara AS ini?
Tapi sepiiiii... krik krik krik...
Karena Michael Cristopher Estes, sang calon pembunuh massal adalah seorang kulit putih, bukan muslim tidak ada hubungan dengan ISIS, tak ada kunjungan ke masjid baru-baru ini yang bisa menjadi tanda-tanda akan ekstrimisme penuh kekerasan yang tumbuh secara lokal sebagai penyebabnya.
Dan karenanya, tak ada siaran BREAKING NEWS yang tayang setiap lima menit di seluruh channel lokal dan kabel media AS.
Tak ada tweet dari Presiden Trump mengecam serangan itu dan memberi selamat pada polisi atas upaya hebat mereka.
Tak ada panel diskusi TV berisi lima orang untuk melihat apa yang mungkin menyebabkan Estes melakukan hal semacam itu sembari mengaitkan kepercayaan agamanya dengan tindak kekerasannya.
Coba bayangkan andai Michael adalah seorang mualaf bernama Mikael Muhammad Estes.
[simak videonya]
What would make the American media ignore an attempted airport bombing? What if the suspect is white? pic.twitter.com/I15KTkFpZf
— TRT World (@trtworld) 15 Oktober 2017