OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 25 November 2017

Adab dan Keberkahan Ilmu

Adab dan Keberkahan Ilmu

10Berita, - Tak ada seorang Muslim pun yang dia tidak mendamba keberkahan dalam hidupnya. Apakah itu harta, pasangan, usia atau ilmu yang berkah. Oleh karena itu, kita menemukan banyak potongan doa dalam keseharian kita yang diawali dengan meminta keberkahan. Bagaimana tidak keberkahan itu menjadi dambaan. Karena berkah berarti tumbuh dan kekalnya apa yang kita miliki yang itu mengantarkan kita untuk menetap dalam ketaatan pada Allah serta mengalirkan amalan kita pada ridhoNya.

Seperti yang disampaikan diatas, ilmu adalah salah satu yang kita sering harapkan dan doakan agar berkah berkekalan. Ilmu sebagai gerbang amalan bagi seorang muslim memiliki posisi yang sangat penting. Dia adalah pangkal dan mula bagi hadirnya amal-amal shalih bagi seorang hamba. Jikalau dalam perkara, ilmu sudah tidak terperhatikan maka apakah kabar dari amalan seorang hamba. Disinilah letak pentingnya membersamai ilmu dengan keberkahan. Agar walaupun hadirnya ilmu masih sedikit namun dengan  keberkahan  akan  menghantarkan pada amalan yang baik dan ridho Allah SWT.   

Jika  kita melihat jejak pencarian ilmu ananda semua di lembaga pendidikan saat ini, mungkin gambaran keberkahan ilmu masih jauh panggang dari api. Tak jarang kita menemukan banyak potret buram kebersamaan ananda ketika melalui proses belajar. Bagaimana tidak, walaupun berstatus sebagai pencari ilmu namun terkadang gambaran kelam masih menjadi stigma dalam diri ananda semua.

Tengok saja bagaimana tawuran, konsumsi miras dan narkoba, pergaulan bebas, gaya hidup permisif dan hedon sangat lekat dengan ananda semua. Disini kita mungkin butuh banyak menelusuri, betulkah jalan pencarian ilmu yang sedang ditempuh ananda semua adalah jalan yang akan menghantarkan pada ilmu yang berkah atau paling tidak menjadi ilmu yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri.

Islam sebagai way of life tentunya telah memberikan kepada kita tuntunan bagaimana mencapai ilmu yang bermanfaat juga berkah. Ada baiknya kita sama-sama mengulas pendidikan dari kacamata Islam, selain karena kita adalah muslim,  kita yakin bahwa aturan yang berasal dari Allah SWT tidak akan mungkin mengingkari fitrah dan memberikan keburukan atau mudharat pada kita.

Adab dan Tahapan Pendidikan dalam Islam

Sahabat Rasul SAW,  Jundub bin Abdillah meriwayatkan pada kita dalam HR At-Thabrani, HR al-Baihaqi dan Ibn Majah:  "Dahulu kami ketika remaja bersama Rasulullah SAW, kami belajar al-Quran kemudian setelah kami belajar al-Quran maka bertambahlah keimanan kami ".  Dari hadits tersebut sungguh kita mendapatkan kejelasan bahwa manhaj pembelajaran sesuai Islam dimulai dengan tahapan mempelajari keimanan lalu berlanjut pada mengenal dan mempelajari al-Quran.

Namun apabila kita meneliti bagaimana Rasulullah SAW mengajar para Sahabatnya serta berlanjut pada generasi shalih setelahnya, kita mendapati mereka meletakkan tahapan sebelum mengenalkan iman dan al-Quran. Tahapan tersebut adalah tahapan mengenalkan dan membiasakan adab. Imam Malik rahimAllah berkata " Pelajarilah adab sebelum mempelajari satu ilmu ". Imam Syafii rahimAllah bahkan ketika ditanya bagaimana posisi adab pada diri pencari ilmu ia menjawab "Seperti seorang ibu yang kehilangan anaknya dan ia tak memiliki anak selainnya" (Imam Ibn Jama'ah dalam Tadzkirah asSami' wal Mutakallim).

Dan masih banyak perkataan ulama lainnya yang menguatkan baiknya pembelajaran adab sebelum mempelajari ilmu. Teranglah perkara adab di sisi tahapan pendidikan Islam. Bahwa ia adalah titian pertama pendidikan sebelum mempelajari Iman dan al-Quran.

Adab dan Keberkahan ilmu

Adab ketika ia diposisikan sebagai modal awal yang harus dimiliki seorang pencari ilmu maka ia akan menyiapkan para pencari ilmu agar siap menerima ilmu. Adab tersebut terkait dengan tata krama dan akhlaqnya ketika mencari ilmu, memperlakukan pelajaran, menghadapi guru hingga bagaimana memposisikan buku dan sekolah sebagai sarana penghantar ilmu. Bisa kita bayangkan, ketika adab dan akhlaq yang baik sudah tersemai akan memudahkan diserapnya ilmu oleh peserta didik. Berbeda dengan zaman sekarang yang sulit sekali  untuk mengkondisikan peserta didik bahkan di kelas sekalipun.

Para Ulama di zaman salfush shalih banyak menunjukkan bagaimana efek adab dalam membuka keberkahan ilmu. Imam al-Zarnuji menyampaikan ulasan dalam kitabnya Ta'lim Mut'allim bahwa jka seseorang menjemput berkahnya ilmu dengan adab maka ia akan mendapatkan 3 hal. Yang pertama, ilmunya akan menambah ketakutannya pada Allah SWT. Yang kedua, ilmu tadi akan menghantarkan pada amal shalih bagi pemiliknya. Dan yang terakhir bahwa ilmu tersebut akan mendorong pemiliknya untuk menyebarkan kebaikan ilmu lewat nasihat. Dan masih di kitab yang sama disebutkan bahwa berkahnya ilmu seseorang ketika ia dengan ilmunya mampu memecahkan segala permasalahan kehidupan. Bukankah ini ilmu yang selama ini kita dambakan?

Hal tersebut dikuatkan oleh tulisan Imam Ibn Jama'ah rahimaAllah dalam kitabnya Tadzkirah asSami' wal Mutakallim. Disebutkan bahwa adab adalah benteng lapis pertama bagi seorang hamba. Lapis benteng setelahnya adalah mengamalkan sunnah, menegakan yang wajib, ikhlas dan intinya adalah keyakinan pada Allah SWT. Dilanjutkan dalam kajian tadi, bahwa ketika lapis terluar yaitu terpeliharanya adab hancur, maka sangat mudah bagi syaithan menghancurkan lapis benteng sesudahnya.

Khatimah

Dari sini maka kita bisa fahami, posisi adab sangatlah penting dalam mencapai keberkahan ilmu. Oleh karena itu, butuh bagi kita semua untuk mulai mengenalkan butuhnya adab pada ananda kita semua. Hanya saja bila kita sadari, pendidikan sebagai aspek dari sistem kehidupan, tidak mungkin tegak sendiri. Butuh ada entitas yang menetapkan dan menjaganya. Maka jika kita telah rindu manisnya mengecap adab dalam pendidikan kita, hal ini hanya akan bisa diwujudkan secara total dan luar biasa melejitnya jika sistem pandangan hidup juga kembali pada Islam.

Maka disinilah kita benar-benar tertantang, apakah menjadi bagian dari yang mengusahakannya atau merasa cukup dengan yang ada sekarang. Pilihan menentukan posisi kita sekalian. Allahu 'alam biShawwab. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Novita Natalia, Bandung

Sumber,: voa-islam.com