Adu Domba ala Rand Corporation di Garut
Oleh:
Tatang Hidayat*
HATI ini begitu teriris ketika akhir-akhir ini terjadi berbagai peristiwa pembubaran pengajian dan penolakan terhadap beberapa Ustadz di beberapa daerah. Ironi memang, segelintir oknum dari ormas tertentu yang selalu tebar pesona untuk menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, bhineka tunggal ika, Islam rahmatan lil ‘alamin dan beberapa slogan manis lainnya, ternyata apa yang selalu disampaikan hanyalah semu belaka.
Bagaimana tidak, bubarkan pengajian A dengan alasan klasik yakni membahayakan kehidupan bernegara, terutama stigma anti-Pancasila kembali menggema. Tolak Ustadz B dengan alasan penyampaiannya yang tidak menyejukkan dan berbagai tuduhan sepihak yang sangat tendensius dan belum dibuktikan kebenarannya. Wahai saudaraku, sepelik inikah ukhuwah kita? Ada apa dengan umat ini ?
Peristiwa penolakan Ustadz Felix Siauw di Bangil menjadi pelajaran bagi kita semua untuk mengevaluasi ukhuwah umat ini, sudah separah itukah ukhuwah umat ini? Bahkan sosok Kyai Nurcholis Mustari selaku sesepuh Bangil pun tak diindahkan. Kyai Nurcholis yang merupakan mantan Wakil Syuri’ah NU, sekaligus mantan Wakil Ketua MUI Bangil pun tak diindahkan pendapatnya. Apa daya, usianya yang sudah sepuh tak kunjung di dengar. Ustadz Felix Siauw tetap dihadang. Baik oleh aparat maupun oknum ormas tersebut.
Apakah kamu terbayang dengan seorang ulama sepuh, dengan tongkat menyertainya sebagai pengiring jalan, namun sayangnya pendapatnya tak kunjung didengarkan. Apakah ini akhlak bagi seorang santri yang selalu hormat kepada kyai? Apakah ini adab seorang murid kepada guru?
Lain di Bangil, lain juga di Garut. Agenda tabligh akbar yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 November 2017 di Alun-Alun Garut yang menghadirkan Ust. Bachtiar Nasir dan KH.Ahmad Shabri Lubis mendapat penolakan dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Garut. Penolakan tersebut dituangkan dalam surat yang diberikan ke DKM Masjid Agung Garut.
Dalam surat yang diberikan pada Minggu (5/11/2017), tertuang jika penolakan karena tausiyah yang diberikan kedua ulama itu tidak menyejukan dan cenderung melukai perasaan sebagian warga Indonesia. Kembali tuduhan sepihak yang cenderung tendensius menjadi alasan untuk melakukan penghadangan dan penolakan terhadap kegiatan yang tidak sesuai dengan kelompoknya. Sudah separah ini kah ukhuwah kita ?
Awas Politik Adu Domba
Adanya politik adu domba di balik insiden pembubaran pengajian dan penolakan beberapa ustadz semakin menguat. Upaya mengadu domba antara NU dengan ormas Islam lain terutama ormas-ormas Islam yang terlibat Aksi Bela Islam 212 seperti HTI dan FPI memang sangat terasa. Tampak dari reaksi beberapa warga NU yang dalam hal ini diwakili GP Ansor dan Banser di berbagai daerah untuk menghadang kegiatan HTI, Ustadz Felix Siauw, Ustadz Bachtiar Nasir dan beberapa Ustadz lainnya.nKonflik horizontal pun dikhawatirkan meluas di daerah-daerah.
Tidak hanya itu, perluasan insiden penolakan beberapa Ustadz juga tampak dari upaya membangun opini seakan-akan laskar Islam menyerang kelompok yang selama ini merasa paling Pancasilais. Serangan ini dianggap ancaman terhadap Pancasila, ideologi negara, dan pada gilirannya dianggap merupakan ancaman terhadap negara.
Upaya adu domba dan konflik horizontal ini tidak bisa dilepaskan dari grand-strategi negara-negara imperialis untuk menghancurkan umat Islam dan kekuatan Islam. Untuk itu, negara-negara imperialis seperti AS memanfaatkan LSM-LSM komprador sebagai penghianat bangsa yang menjadi kaki tangannya untuk memprovokasi konflik.
Grands strategi ini bisa terlihat dengan jelas dari rekomendasi Rand Corporation yang merupakan think-thank neo-conservative AS yang banyak mendukung kebijakan Gedung Putih. Dalam rekomendasi Cheryl Benard dari Rand Corporation yang berjudul (CIVIL DEMOCRATIC ISLAM , PARTNERS ,RESOURCES, AND STRATEGIES) secara detik diungkap upaya untuk memecah belah umat Islam.
Startegi Pecah Belah Kelompok Islam
Langkah pertama melakukan klasifikasi terhadap umat Islam berdasarkan kecenderungan dan sikap politik mereka terhadap Barat dan nilai-nilai Demokrasi. Pengklasifikasian kelompok Islam ini dibagi menjadi empat diantaranya :
Pertama, kelompok fundamentalis yakni kelompok menolak nilai-nilai demokrasi dan kebudayaan Barat kontemporer. Mereka menginginkan sebuah negara otoriter yang puritan yang akan dapat menerapkan Hukum Islam. Mereka bersedia memakai penemuan dan teknologi .modern untuk mencapai tujuan mereka.
Kedua, kelompok tradisionalis yakni ingin suatu masyarakat yang konservatif. Mereka mencurigai modernitas, inovasi, dan perubahan.
Ketiga, kelompok modernis yakni ingin Dunia Islam menjadi bagian modernitas global. Mereka ingin memodernkan dan mereformasi Islam dan menyesuaikannya dengan zaman.
Keempat, kelompok sekularis yakni ingin dunia Islam untuk dapat menerima pemisahan antara agama dan negaradengan cara seperti yang dilakukan negara-negara demokrasi industri Barat, dengan agama dibatasi pada lingkup pribadi.
Strategi Belah Bambu
Setelah membagi-bagi umat Islam atas empat kelompok itu, langkah berikutnya yang penting direkomendasi Rand Corporation adalah politik belah bambu. Mendukung satu pihak dan menjatuhkan pihak lain, berikutnya membentrokkan antar kelompok tersebut. Upaya itu tampak jelas dari upaya membentrokkan antara NU yang dikenal tradisionalis dengan ormas-ormas Islam yang sering disebut oleh Barat sebagai Ffndamentalis seperti FPI dan HTI.
Hal ini dirancang sangat detil. Pertama,support the modernists first (mendukung kelompok Modernis). Kedua, support the traditionalists against the fundamentalists (mendukung kaum tradisionalis dalam menentang kaum fundamentalis). Ketiga, confront and oppose the fundamentalists (mengkonfrontir dan menentang kaum fundamentalis).Keempat, secara selektif mendukung kaum sekuler: mendorong pengakuan fundamentalisme sebagai suatu musuh bersama, dan mematahkan aliansi.
Nampaknya pecah belah ala Rand Corporationsedang dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu sebagai provokator yang ingin menghancurkan umat Islam.Salah satunya yang terjadi di Indonesia saat ini.Oleh karena itu, alangkah baiknya kepada semua pihak untuk menahan diri dan lebih mengedepankan musyawarah dalam setiap permasalahan yang terjadi.Musuh kita adalah kaum Zionisme dan negara-negara Imperialis yang telah menjajah negeri-negeri kaum Muslimin dan menyebarkan paham ideologi kapitalisme dan komunisme.
Baik antara NU, FPI, HTI, Muhammadiyah, Persatuan Islam dan beberapa ormas Islam lainnya merupakan saudara, kita menyembah Tuhan yang sama, meneladani dan mengikuti apa yang dibawa oleh Nabi yang sama, bersujud menghadap kiblat yang sama, dan masih banyak persamaan diantara kita dibanding dengan perbedaannya yang sangat sedikit. Ketika umat Islam bersatu maka sebagaimana yang ada dalam sejarah umat Islam tak bisa dikalahkan, tetapi ketika umat ini pecah belah maka yang ada akan membuat musuh-musuh Islam bahagia dan tepuk tangan kegirangan.
Ormas-ormas Islam yang ada di Indonesia merupakan aset besar bagi perjuangan umat Islam di negeri ini, masing-masing ormas Islam memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita tunjukkan kepada musuh-musuh Islam dengan bersatunya umat ini akan menyebabkan musuh-musuh Islam merintih.
Bagaimana tidak, Muhammadiyah sangat hebat dengan gerakan pendidikannya, Jama’ah Tabligh sangat hebat akan rihlahnya, FPI begitu hebat amar ma’ruf nahi munkarnya, Salafi hebat dengan kajian-kajian ilmiahnya, HTI sangat hebat cita-citanya, dan NU sangat hebat dengan dzikir dan pesantrennya. Tunjukkan kepada mereka bahwa kami bersaudara dan saling mencintai, tunjukkan kepada provokator-provokator pemecah belah umat bahwa umat Islam bisa bersatu, kita buat provokator-provokator tersebut merintih dengan bersatunya kita.
Semoga apa yang terjadi di Garut menjadi pelajaran bagi kita semua, apapun yang terjadi jangan sampai mengorbankan persaudaraan dan persatuan kita. Berbeda itu pasti, tetapi yang dilarang dalam al-Qur`an itu adalah berpecah belah. Jika kita berpecah belah, maka kita akan gagal dan dikuasai oleh musuh. Jika terjadi perbedaan, maka mari kita selesaikan lebih dewasa dengan cara menyikapi perbedaan tersebut dengan mengedepankan cara musyawarah yang telah diwariskan oleh para ulama.
Terakhir, alangkah baiknya kita merenungkan pesan dari Ustadz Bachtiar Nasir dalam menyikapi kejadian yang ada di Garut.Kepada semua pihak jangan terprovokasi, jangan merasa terintimidasi, tetaplah bersaudara, dahulukan ukhuwah dan nomor sekiankan kepentingan pribadi dan kelompok.Jangan pernah putus asa untuk bersatu. Bersatulah karena pasti Allah akan menolong kita. Dan kalau Allah sudah tolong kita tidak akan pernah ada yang bisa pecah belah kita. Kita buat iblis putus asa dalam rangka memecah belah kita.Dan jangan biarkan setan berada di shaf antara kita semua.Rapatkan barisan dan kita buat setan-setan itu merintih.Wallahu a’lam bish shawab. * Ketua Badan Eksekutif Koordinator Daerah Badan Koordinasi Lembaga Dakwah kampus (BE Korda BKLDK) Kota Bandung
Sumber : voa-islam.com