OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 12 November 2017

Cerita dari Garut: Sarapan Gratis ‘ala’ Aksi 411

Cerita dari Garut: Sarapan Gratis ‘ala’ Aksi 411

ali muhtadin/hidayatullah.com

"Trio Nenek" berbagi makanan kepada peserta "Aksi 41111" di Garut, Sabtu (11/11/2017).

10Berita - MOBIL Kijang Innova Putih merapat di pinggir Jalan Haurpanggung, sekitar 200 meter di sebelah timur Lapangan Kerkof, Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Keluar dari mobil itu, 3 orang ibu dengan menenteng 3 kantong plastik besar berwarna hitam.

Pagi itu, Sabtu (11/11/2017), Garut sedang menggelar hajatan besar. Tabligh Akbar yang dihelat oleh Aliansi Umat Islam Garut.

Perhelatan yang dihadiri Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama KH Bachtiar Nasir dan Ketua Umum DPP FPI Ustadz Shabri Lubis itu berhasil menyedot perhatian masyarakat Muslim dari berbagai daerah, termasuk di luar Garut.

“Dek sini, Dek sini ada sarapan gratis,” seru salah seorang ibu dengan pakaian serba putih kepada rombongan anak-anak, yang tampaknya para santri. Bocah-bocah ini baru saja turun dari mobil box tak jauh dari situ.

Awalnya mereka tampak malu-malu, saling dorong. Tapi akhirnya datang juga untuk memenuhi panggilan ibu tadi.

Kepada hidayatullah.com di lokasi itu, para ibu itu memperkenalkan diri. Iffah (52), Yayah (64), dan Een (61), begitu mereka mengaku. Usia mereka sudah terbilang lansia.

Baca: KH Nonop: Jalan Berliku Tabligh Akbar Berbuah Manisnya Ukhuwah


Mereka adalah jamaah Masjid Darrul Muttaqien yang terletak di Terusan Pembangunan, Garut. Jaraknya sekitar 1 kilometer dari Lapangan Kerkof.

Sarapan berupa nasi kuning, bubur kacang ijo, dan roti, mereka sediakan cuma-cuma bagi para peserta Tabligh Akbar yang dihadiri oleh ribuan -bahkan ada yang menyebut puluhan ribu- massa tersebut.

Ibu Iffah mengaku aksi bagi sarapan tersebut untuk menunjukkan bahwa umat Islam adalah bersaudara dan bisa bersatu.

“Ukhuwah lah,” tutur wanita paruh baya ini.

Senada dengan Ibu Iffah, Ibu Yayah menuturkan bahwa persatuan itu menjadi bagian terpenting dalam Islam.

“Biar umat Islam teh tidak dipecah belah, Kang,” tutur nenek ini dengan logat khas Sundanya sambil membagikan makanan.

Lalu terdengarlah alunan lagu Aksi Bela Islam dilantukan massa yang mulai memadati lokasi Tabligh Akbar Garut.

Selintas pengamatan hidayatullah.com, Tabligh Akbar yang jadi viral setelah ada penolakan ini mengingatkan umat pada Aksi Bela Islam setahun lalu. “Aksi 1111”, demikian ada yang menyebut Tabligh Akbar itu, seakan mengingatkan pada Aksi 411, 4 November 2016 di Jakarta yang menghebohkan.

Baca: Dinilai Efek Penolakan, Massa Berduyun-duyun ke Tabligh Akbar


Banyaknya massa berpakaian putih-putih dan aksi simpati membagikan makanan gratis kembali terulang di acara tersebut.

Bulan November 2017 ini, genap setahun pasca Aksi Bela Islam II tersebut.* Ali Muhtadin

Rep: Admin Hidcom

Editor: Muhammad Abdus Syakur

Sumber : Hidayatullah.com