Dikatakan Negara Teroris oleh AS, Korut Semakin Produktif Kembangkan Senjata Nuklir
10Berita - PYONGYANG – Korea Utara menanggapi dengan sangat geram saat Amerika Serikat mencantumkannya kembali negaranya sebagai pendukung terorisme, dan menilai tindakan AS tersebut sebagai sebuah provokasi serius.
Pyongyang juga mengatakan pada hari Rabu (22/11/2017) bahwa menempatkan Korea Utara kembali pada daftar hitam terorisme hanya akan memperkuat tekadnya untuk lebih mengembangkan program senjata nuklir negara komunis tersebut.
“Tentara dan rakyat kita penuh dengan kemarahan dan kegusaran terhadap gangster kejam yang berani memasukkan nama negara suci kita dalam daftar ‘negara terorisme’ yang menyedihkan ini,” Kantor Berita Pusat Korea yang dikelola negara mengutip seorang juru bicara kementerian luar negeri yang disembunyikan namanya, lansir Aljazeera.
Beberapa analis mengatakan langkah pemerintah AS Donald Trump pada hari Selasa (21/11/2017) tersebut tidak mungkin dapat menghalangi Korea Utara dalam mengejar kemampuan nuklir, dan hanya akan mendorong dialog potensial mengenai de-nuklearisasi menjauh lagi.
AS menghapus Korea Utara dari daftar tersebut pada tahun 2008 dalam sebuah langkah untuk mencoba dan mempromosikan dialog mengenai program senjatanya.
Juru bicara kementerian luar negeri mengatakan tindakan AS itu “hanya alat untuk otoritarianisme bergaya Amerika yang dapat dilampirkan atau dihapus setiap saat sesuai dengan kepentingannya.”
“AS akan sepenuhnya menanggung akibat atas segala konsekuensi yang diakibatkan oleh provokasinya yang tidak sopan kepada DPRK,” katanya, dengan menggunakan inisial nama resmi negara, Republik Rakyat Demokratik Korea (the Democratic People’s Republic of Korea-DPRK).
Trump pada hari Selasa mengatakan bahwa Korea Utara tidak hanya mengancam dunia dengan “kerusakan nuklir” namun juga bertanggung jawab karena berulang kali mendukung “tindakan terorisme internasional, termasuk pembunuhan di wilayah asing.”
Ketegangan antara AS dan Korea Utara meningkat sejak Trump mulai menjabat pada bulan Januari. Dia mengancam untuk “menghancurkan Korea Utara” jika mengancam AS atau sekutu-sekutunya.
Pyongyang mengatakan bahwa pihaknya membutuhkan pencegah nuklir untuk mencegah invasi AS.
Pejabat AS mengatakan Pyongyang dekat dengan pengembangan rudal balistik berujung nuklir yang mampu menyerang AS, dan telah bersumpah bahwa kepemilikan senjata nuklir Korea Utara tidak akan ditolerir.
Sumber : Jurnal Islam