OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 08 November 2017

Felix Siauw: Jalan Yang Saya Pilih

Felix Siauw: Jalan Yang Saya Pilih


"Jalan Yang Saya Pilih"

Oleh: Felix Siauw
(Mualaf, Tionghoa)

Saya dilahirkan bukan di jalan dakwah, jangankan itu, mengenal Islam saja tidak. Lebih lagi, (dulu) saya membenci Muslim dan juga segala penampakan dan semua identitasnya.

Saya tak suka dengan Muslimah berkerudung, bagi saya fanatik, sok suci, belum tentu juga hatinya baik. Saya tak nyaman saat Muslim taat pada agamanya, ekstrim bagi saya.

Dulu bagi saya harusnya seorang Muslim tidak usah bawa-bawa agamanya, toh saya juga tidak bawa-bawa agama saya dalam kehidupan, jangan mau menang sendiri.

Apalagi saat mendengar ada Muslim yang ingin menerapkan aturan agama mereka jadi hukum negeri. Wah, langsung saya tunjuk mereka itulah calon teroris.

Tapi itu dulu, sebelum saya mengetahui keindahan Islam, juga segala kehebatan yang tersimpan di dalamnya. Saya jatuh hati, setelah Islam menundukkan rasio saya.

Kini istri saya berhijab syar'i, anak-anak perempuan saya juga sama, kita mengajarkan pada mereka, bahwa ketaatan pada Allah adalah hal utama, jangan pedulikan manusia.

Sekarang syariat dan ketentuan Allah selalu saya rujuk tiap kali memiliki masalah hidup, sebab saya sudah membuktikan bahwa taat pastilah bahagia, maksiat pastilah sengsara.

Saat ini tiap bangun pagi saya selalu berpikir, bagaimana cara lebih mudah dan lebih cepat untuk menyadarkan ummat, agar mau menerapkan Kitabullah dan Sunnah dalam hidup.

Memang yang membenci itu karena miskin ilmu, begitu pula yang menentang Islam itu karena tak tahu. Bila tidak keduanya, maka pastilah karena mereka dzalim.

Bagaimana bisa kebaikan itu ditolak, bagaimana mungkin Islam itu dicurigai sebagai inspirasi radikalisme? Bagaimana bisa di negeri yang mayoritas Muslim, Islam dinista?

Dulu saya benci Islam, kini saya mencintai Islam. Dulu tidak ada pikiran saya di jalan dakwah, sekarang saya ingin berada diatas jalan ini, ketika hidup dan saat mati.

Tak mudah saya dapatkan Islam, hingga tak mungkin saya tinggalkan jalan dakwah, Sebab saya berharap dengan dakwah itulah saya bisa meminta surga pada Allah.[] 

Sumber : portal-islam.id

Related Posts:

  • PESAN NABI DI ARAFAH UNTUK “ROHINGYA DAN FREEPORT”PESAN NABI DI ARAFAH UNTUK “ROHINGYA DAN FREEPORT” PESAN NABI DI ARAFAH  UNTUK “ROHINGYA DAN FREEPORT” Oleh: KH Hafidz Abdurrahman Berhari-hari dada sesak, mata pun tak sanggup menatap apa yang sedang menimpa saudara-sa… Read More
  • Keutamaan Puasa ArafahKeutamaan Puasa Arafah 10Berita-Salah satu amalan utama di awal Dzulhijjah adalah puasa Arafah, pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa ini memiliki keutamaan yang semestinya tidak ditinggalkan seorang muslim pun. Puasa ini dilaksan… Read More
  • Sejarah Panjang Islam di Maladewa Sejarah Panjang Islam di Maladewa 10Berita,  JAKARTA -- Islam di Maladewa telah dikenal sejak abad ke-12 lewat interaksi pedagang Arab, Muslim Gujarat, dan Mughal di wilayah ini. Sejarawan Muslim terkemuka asal Mar… Read More
  • Gunung Emas dari Sungai Eufrat Gunung Emas dari Sungai Eufrat 10Berita,  JAKARTA -- Dalam hadis-hadis tentang akhir zaman, persoalan Sungai Eufrat yang akan menyibakkan gunung emas terus menjadi berbincangan hangat. Hingga saat ini, belum ada bu… Read More
  • Saat Hati Sedih dan Murka, Berjaraklah dengan Medsos Yaa...Ukhti! Saat Hati Sedih dan Murka, Berjaraklah dengan Medsos Yaa...Ukhti! Membuka laman medsos, tersaji kalimat-kalimat bernada makian, sindiran, kejengkelan dan hal negatif lainnya. Dia seorang istri dari suaminya dan ibu dari bebe… Read More