OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 12 November 2017

Hadapi Mujahidin Palestina, Israel Berlatih “Perang

Hadapi Mujahidin Palestina, Israel Berlatih “Perang Terowongan”

10Berita - Yerusalem – Israel membom sebuah terowongan di Jalur Gaza yang menewaskan 12 warga Palestina akhir bulan lalu. Setelah itu, Israel mulai melatih pasukannya untuk menghadapi “perang terowongan”.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mewanti-wanti tanggapan Palestina atas pemboman tersebut. Situs berita Israel, Wallah, memperkirakan perang skala penuh yang mencakup operasi darat Israel dapat terjadi karena hal itu. Jika terjadi, maka “serangan terowongan” akan digunakan.

IDF memperkirakan penghalang bawah tanah yang dibangun di sepanjang perbatasan dengan Gaza akan selesai dalam waktu dua tahun. Penghalang itu ditujukan untuk melemahkan serangan mujahidin Palestina melalui terowongan terhadap target militer Israel.

Menurut situs Israel, jika sebuah perang dimulai sebelum penghalang selesai, Israel mengkhawatirkan dua skenario berbahaya, yaitu: menghadapi bahaya serangan melalui terowongan lintas batas, atau terowongan dijadikan saluran bagi mujahidin Palestina untuk menculik tentara Israel.

Wallah melaporkan seorang komandan senior di brigade selatan IDF, mengatakan bahwa terowongan di bawah Gaza “adalah bahaya terbesar” yang harus diwaspadai IDF.

“Strategi perang berikutnya adalah menyeret IDF untuk memulai operasi darat dengan serangan rudal terus-menerus atau mengirim pesawat tak jauh ke dalam Israel,” kata komandan tersebut.

“Langkah selanjutnya adalah menargetkan kendaraan militer Israel dengan rudal anti-peluru yang dikembangkan, alat peledak dan penembak jitu,” katanya. Dia mencatat bahwa perang setelahnya akan memaksa tentara masuk ke terowongan.

Sumber militer Israel percaya bahwa Hamas telah membangun jaringan terowongan yang kompleks di bawah kota Gaza selama sepuluh tahun terakhir, di samping ratusan terowongan di bagian lain di wilayah yang terkepung, yang menghubungkan lokasi sensitif dan titik akomodasi untuk digunakan selama serangan Israel.

Sumber: Middle East Monitor
Redaktur: Ibas Fuadi

Sumber : Kiblat.