OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 02 November 2017

Ini Motivasi Ilmuwan Muslim Pecahkan Misteri Hieroglif

Ini Motivasi Ilmuwan Muslim Pecahkan Misteri Hieroglif

10Berita -

10Berita , JAKARTA --  Saat Muslim tiba di Mesir pada sekitar abad ketujuh Masehi, motivasi utamanya adalah perintah Alquran untuk mempelajari peradaban sebelumnya. Selain itu, hadis-hadis Rasulullah SAW juga banyak menyebut tentang bangsa Mesir.

Dalam hasil risetnya, El-Daly sengaja menyebut orang-orang yang tiba di Mesir pada sekitar abad ketujuh itu sebagai Muslim, bukan orang Arab. Sebab, orang Islam tak hanya berasal dari Arab, meski mereka bertutur dengan bahasa Arab.

Di Mesir, mereka datang ke monumen-monumen tua, perkuburan, dan bangunan-ba ngunan tua lain. Saat ada bangunan tua telantar, mereka menggunakan atau memba ngun rumah ibadah di atasnya.

Masjid Abu al-Hajjaj di Luxor jadi contoh menarik pemanfaatan kuil Mesir Kuno yang telantar untuk membangun masjid. Hieroglif yang menghiasi kuil itu, yang kemudian beralih fungsi menjadi masjid, benar-benar menggugah keinginan ilmuwan Muslim untuk memecahkan misteri aksara Mesir Kuno itu.

Karena bangsa Mesir Kuno sudah lama mengenal sains, ilmuwan Islam yang belajar hieroglif banyak mendapati informasi seputar sains, termasuk alkimia. Alkimia adalah pro to sains yang menggabungkan unsur-unsur kimia, fisika, astrologi, seni, semiotika, metalurgi, kedokteran, mistisisme, dan agama. Alkimia dipandang sebagai cikal bakal ilmu kimia mo dern sebelum dirumuskannya metode ilmiah.

Maka, kemudian banyak ilmuwan Muslim yang keluar masuk bangunan-bangunan dan kuil kuno Mesir untuk melihat sendiri dan men dalami hieroglif. Namun, sayangnya, ada pe ngelabuan informasi yang menyebut para ilmuwan Arab, baik Muslim dan non-Muslim, belajar hieroglif dengan berguru para agamawan Koptik Mesir di kuil.

Semua inskripsi hieroglif dan situs-situs kuno seakan jadi harta karun bagi para ilmuwan Muslim. Mereka menjadikan itu semua sebagai sumber penting untuk dipelajari dan ditulis. Salah satunya dilakukan oleh ilmuwan Muslim, Abu Ja'far al-Idrisi. Saking tertarik dengan pira mida-piramiza Giza, ia menulis beberapa buku tentang itu dan sejarah Mesir Kuno.

Para peminat alkimia, seperti Dhu al-Nun al-Misri, Ibnu Wahishiya, dan Abu al-Qasem al-Iraqi sangat tertarik dengan hieroglif Mesir, bangunan, dan situs kuno di sana. Sebab, dari sanalah mereka mendapatkan sumber ilmu.

Abu al-Qasem al-Iraqi merupakan peminat alkimia abad ke-14 dari Irak yang kemudian menetap di Mesir. Dalam buku yang ditulisnya, ia menggunakan banyak simbol hieroglif, ter masuk simbol Oroboros, ular yang menggigit ekornya. Oroboros adalah simbol keabadian dan regenerasi yang penting bagi bangsa Mesir Kuno yang kemudian jadi penting pula bagi dunia kimia Muslim pada abad pertengahan.

Para seniman Arab juga terciprat manfaat hieroglif. Mereka menjadikan hieroglif sebagai inspirasi dekoratif bangunan atau medium lain. Bahkan, mereka keluar masuk kuil dan gereja Koptik untuk melihat bahkan meniru deko ra sinya.

Sumber :Republika Online