OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 22 November 2017

Qatar Sebut Arab Saudi Sumber Kegaduhan di Timur Tengah

Qatar Sebut Arab Saudi Sumber Kegaduhan di Timur Tengah


10Berita : Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani memperingatkan munculnya “zaman kegelapan” di Timur Tengah. Menlu Qatar itu menyebut negara-negara tetangganya yang masih memberlakukan blokade terhadap Qatar sedang mengabadikan “drama dan perselisihan” sebagai bagian dari “intrik permainan kekuasaan yang berbahaya”.

“Negara-negara itu yang dipimpin Saudi telah bertindak tidak bertanggung jawab, bertaruh politik dengan kehidupan warga negara lain tanpa solusi untuk menghentikan krisis,” ungkap Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani sebagaimana dilansir dari Al Jazeera, Selasa, (21/11/2017)

Sheikh Al Thani menyebut negara-negara pemblokade itu telah merusak stabilitas dan keamanan regional. Al Thani menambahkan bahwa blok yang dipimpin Saudi sedang mencoba untuk menaklukkan negara-negara yang lebih kecil di wilayah tersebut seperti Qatar, Yaman, Somalia, Libya dan Lebanon.

“Saat ini dunia melihat berita tentang wilayah kami yang penuh drama dan perselisihan. Periode gelap dari pemikiran tertutup, totalitarianisme dan agresi sedang terjadi. Timur Tengah beralih dari pusat konektivitas dan pencerahan menjadi daerah yang kacau. Selama masa blokade ini, ekstremisme telah berkembang pesat di Timur Tengah,” ungkap Al Thani.

“Keempat negara itu juga mengancam Qatar dengan sanksi tambahan jika Doha gagal memenuhi daftar tuntutan yang panjang, termasuk penutupan kantor berita Al Jazeera yang berpusat di Doha,” kata Al Thani.

“Mereka adalah rezim yang mencari dominasi untuk memusatkan kekuasaan, mengintimidasi negara-negara yang lebih kecil untuk tunduk”, Al Thani melanjutkan : “Masa-masa kegelapan ini tidak terjadi di masa lalu, namun hal itu sedang terjadi sekarang.”

Al Thani menambahkan bahwa blok negara dipimpin Saudi telah menggunakan cara intimidasi yang tidak terkendali, membuat daftar pelanggaran tersebut untuk membungkam kami, menciptakan krisis kemanusiaan, mematikan komunikasi, memanipulasi pasar keuangan, menggertak negara-negara yang lebih kecil, memeras, mencederai pemerintah, meneror warga, mempersenjatai para pemimpin negara lain dan menyebarkan propaganda. (DH/MTD)

Sumber : Al Jazeera