OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 22 November 2017

Setya Novanto Disebut Dua Kali Temui Jokowi, Ini Jawaban Istana

Setya Novanto Disebut Dua Kali Temui Jokowi, Ini Jawaban Istana



10Berita - JAKARTA—Soal pertemuan Setya Novanto dengan Jokowi, Juru bicara Istana Kepresidenan, Johan Budi Sapto Pribowo, mengaku bingung dengan pernyataan tersebut.

“Begini, saya tidak tahu yang dimaksud itu pertemuan yang mana. Beberapa kali kan memang ada acara di Istana, ada Pak Setya Novanto ketemu Presiden Joko Widodo juga,” ujar Johan saat ditanyai di Istana Bogor, lansir Tempo, Selasa, (21/11/2017).

Sebelumnya Ketua DPR RI Setya Novanto disebut Fahri Hamzah pernah bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo untuk membahas perkara korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP).

Fahri Hamzah sendiri mengklaim bahwa Setya telah dua kali bertemu dengan Jokowi untuk membahas perkaranya. Menurut Fahri, pertemuan Setya dengan Jokowi tersebut atas masukannya, yang merasa Setya sah-sah saja bertemu dengan Jokowi dan membahas perkaranya.

Namun Fahri tidak mau menjelaskan apa isi pembicaraan tersebut, termasuk kapan terjadinya pertemuan itu. Fahri hanya menyatakan pertemuan tersebut terjadi beberapa waktu yang lalu, dan Jokowi dalam keadaan ditekan keras orang-orang di sekitarnya. Setya Novanto sendiri telah ditahan KPK sebagai tersangka korupsi pengadaan e-KTP.

Menurut Johan, jika Setya memang benar bertemu dengan Jokowi terkait dengan kasusnya, hal itu di luar sepengetahuan dirinya. Ia mengatakan tidak semua pertemuan Jokowi dengan tamunya, tak terkecuali Setya, mengikutkan dirinya.

“Kalau perlu konfirmasi pertemuannya membahas apa, ya, harus ke Presiden Joko Widodo sendiri, karena saya tidak tahu,” ucap Johan.

Ketika ditanya apakah Jokowi merasa diseret-seret Setya Novanto untuk mengintervensi perkaranya, Johan menganggap hal itu wajar saja. Lagi pula, kata Johan, Jokowi sudah berkali-kali menyatakan sikap tidak akan ikut campur perkara Setya Novanto.

“Hormati proses hukum, tidak intervensi, tidak ikut campur, karena itu domain hukum. Jadi enggak benar kalau Presiden ikut campur dalam kapasitas apa pun. Naif sekali juga kalau KPK bisa diintervensi,” ujar Johan. []

Sumber : Islampos.com