Yahudi Rusia: Saya tahu yang Sebenarnya dan Keluar dari Kegelapan
10Berita , Melalui pertemuan pertamanya dengan seorang Muslim dan kemudian banyak obrolan tentang agama, Michael David Shapiro menyaring kepercayaan berbagai agama sampai akhirnya dia menerima Islam. Dia adalah yahudi Rusia.
Kisahnya Inilah yang dilansir dari Arabnews, Jumat (3/11). "Saya secara etnik adalah seorang Yahudi Rusia. Pencarian saya dimulai saat saya berusia 19 tahun. Keyakinan saya kepada Tuhan tidak pasti. Tujuan hidup saya adalah menjadi bintang rock. Saya tinggal di apartemen Pasadena dan bekerja sebagai sekretaris," katanya.
Suatu malam saat saya berjalan ke dapur, dan bertemu dengan orang kulit hitam. Kami berkenalan, lalu hidup saya berubah drastis. Dia adalah Muslim pertama yang pernah saya temui. Sangat penasaran, saya bercakap-cakap dengannya tentang imannya. Apa ini yang saya dengar tentang shalat 5 kali sehari? Dan tentang perang suci?
Diskusi kami didampingi oleh teman sekamar Kristen kami, Wade. Bersama-sama, kami menciptakan sesi dialog Yahudi, Kristen, dan Muslim. Di dalamnya, kami menemukan banyak perbedaan, dan banyak kesamaan. Minat saya kemudian beralih dari seks, narkoba dan pesta ke pencarian kebenaran terbesar. Mencari Tuhan.
Dalam pencarian saya akan kebenaran, saya menduga hanya ada satu Tuhan. Mengetahui bahwa Tuhan yang terbagi, lebih lemah dari satu Tuhan. Karena, jika satu Tuhan tidak setuju dengan yang lain, mungkin ada argumen dan perseteruan.
Karena saya seorang Yahudi, saya memulai dengan Yudaisme. Satu Tuhan, beberapa nabi, 10 perintah, Taurat, jiwa orang Yahudi. Jika seseorang dilahirkan sebagai orang Yahudi, maka mereka memiliki jiwa Yahudi, dan mereka harus mengikuti Yudaisme. Menurut saya itu adalah diskriminasi, tidak universal.
Bukankah semua orang diciptakan sama? Jadi, karena seseorang terlahir dalam sebuah agama yang berarti dengan keputusan Tuhan dia harus tetap berada di dalamnya, bahkan jika orang tersebut menganggapnya salah? Saya tidak setuju dengan itu. Hal lain yang benar-benar mengganggu saya, tidak ada konsep tegas tentang neraka dalam Yudaisme.
Kemudian saya menemukan agama Kristen. Satu Tuhan, ayah, anak laki-laki, dan roh kudus. Jadi bagaimana Anda bisa mengatakan bahwa Anda hanya percaya pada satu Tuhan?
Sumber : Republika Online