30.000-an Warga Aceh Sambut Ustadz Abdul Somad
Serambi Indonesia
10Berita – Beda Hong Kong, beda Aceh. Tak lama setelah dideportasi dari Bandara Internasional Hong Kong, Sabtu (23/12/2017), Ustadz Abdul Somad (UAS) menyambangi bumi Serambi Makkah, Aceh.
Di Tanah Rencong ini, ustadz asal Riau itu disambut gegap gempita oleh puluhan ribu masyarakat Aceh, saat memberikan ceramah yang digelar pemerintah di Taman Ratu Safiatuddin, Kota Banda Aceh, Selasa (26/12/2017).
Masyarakat Aceh begitu antusiasnya menyambut kehadiran UAS. “Luar biasa sekali sambutannya. (Warga yang hadir) ada 30 ribu sampai meluber ke jalan-jalan, tak muat di lapangan,” wartawan hidayatullah.comAceh, Musthofa Woyla melaporkan dari Aceh, Rabu (27/12/2017).
Dalam ceramah yang digelar pemerintah setempat itu, di depan 30 ribuan warga, UAS menyampaikan setidaknya enam poin utama. Antara lain tentang cara menyikapi perbedaan pendapat di kalangan umat (khilafiyah).
Kemudian soal peran seorang pimpinan atau pemimpin dalam Islam, peran orangtua dalam mendidik anak, serta soal penanggulangan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Selain itu, UAS dalam ceramahnya itu juga menyampaikan soal dukungan atas Palestina terkait kebijakan Presiden Amerikat Serikat tentang Baitul Maqdis.
UAS pun menyampaikan apresiasinya atas akhlak orang Aceh dalam menyambut dan memuliakan tamunya. Termasuk bagaimana cara tuan rumah itu menyenangkan orang yang lagi galau, dirundung oleh masalah.
Dalam acara itu, UAS dipakaikan pakaian adat Aceh sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan khusus kepadanya.Dilaporkan bahwa acara tersebut dihadiri pejabat pemerintahan Aceh mulai jajaran Pemerintah Provinsi hingga Pemerintah Kota. Diakui bahwa momentum seperti termasuk langka.
Sebelumnya, pada Sabtu (23/12/2017) lalu, UAS ditolak masuk Hong Kong bahkan dideportasi ke Indonesia oleh otoritas Bandara Internasional Hong Kong. Kejadian penolakan yang dinilai melecehkan warga negara Indonesia ini mengundang sorotan atas Hong Kong, sekaligus empati dan simpati terhadap UAS dari masyarakat.*
Editor: Muhammad Abdus SyakurSumber : Hidayatullah.com