OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 30 Desember 2017

Antara Baret Merah Jenderal Gatot dan Baret Merah Panglima Hadi

Antara Baret Merah Jenderal Gatot dan Baret Merah Panglima Hadi


10Berita – Menjadi prajurit Kopassus TNI AD merupakan impian banyak orang. Tak terkecuali Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo.

Saat minta izin ibunda untuk mendaftar masuk Akademi Militer, sang ibu mengizinkan. Namun permintaan ibunya, Gatot harus menjadi anggota RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat), nama Kopassus saat itu. Maklum, rumah ibunya di Cilacap dekat dengan pusat pendidikan Kopassus.

Selepas lulus Akmil tahun 1982, Gatot mencoba masuk Kopassus. Tapi ternyata takdir malah membawanya bertugas di baret hijau Kostrad nyaris sepanjang karirnya di TNI AD.

Mimpi Gatot menjadi prajurit Kopassus tak pernah padam. Kesempatan itu datang saat dirinya menjadi orang nomor satu di Angkatan Darat tahun 2014.

Gatot memanggil Danjen Kopassus, Mayjen Agus Sutomo dan menjelaskan maksudnya untuk mengikuti sekolah Kopassus.

“Tidak usah ikut pendidikan Pak, nanti brevet kehormatan saja,” begitu kira-kira kata Mayjen Agus Sutomo. Brevet dan baret kehormatan memang biasanya diberikan pada perwira tinggi dan para kepala staf.


Gatot menolak. Dia berkeras mau mendapat baret merah melalui jalur normal. Artinya melalui sekolah komando yang katanya bagai neraka di bumi itu. Baru sekali ada jenderal bintang empat mau mengikuti sekolah komando yang biasanya untuk para prajurit muda itu.

Tapi Gatot maju terus. Semua pendidikan yang harus ditempuh prajurit komando disikatnya. Dari gunung hutan sampai rawa laut.

Menjadi siswa komando berarti melepaskan pangkat. Semua diperlakukan sama. Gatot pun merasakan direndam tengah malam di Danau Situ Lembang yang airnya sedingin es. Dia juga merasakan melempar pisau, melintas medan puluhan kilo meter dan mengikuti latihan Sandi Yudha.

Akhirnya dalam upacara yang khidmat di tepi Pantai Permisan Cilacap, Gatot dinyatakan lulus sebagai prajurit komando. Mayjen Agus Sutomo memasangkan baret merah dan menyematkan brevet komando di dada Gatot tanggal 2 September 2014. Usia Gatot saat itu 55 tahun.

“Bahwa yang namanya prajurit tidak ada bedanya antara prajurit dua dan jenderal. Saya bangga menjadi keluarga besar Kopassus. Sampai bertemu di medan pertempuran. Komando!” teriak Gatot di depan ratusan prajurit baret merah.

Gegap gempita para prajurit membalas salam dari Gatot. “Komando! Komando! Komando!” Gatot pun digendong dan diarak sambil bernyanyi Mars Baret Merah.

Setelah dilantik, masih dengan baret merah, baju belepotan lumpur, dan muka coreng moreng, Gatot langsung terbang menuju makam orang tuanya. Dia Memberi hormat dengan takzim dan menyampaikan amanah ibunya puluhan tahun lalu telah terlaksana jika dirinya telah berhasil menjadi seorang prajurit komando lewat jalur normal layaknya seorang prajurit rendahan.

Baret Merah Marsekal Hadi

Satu pekan setelah dilantik Jokowi menjadi Panglima TNI, Marsekal Hadi mendapat Baret Merah kehormatan dalam suatu upacara di Markas Prajurit Kopassus.

Baret merah dan brevet itu disematkan langsung Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Madsuni melalui upacara penyematan brevet komando di Makopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (18/12).

“Sebagai Panglima TNI dan pribadi saya merasa bangga dan suatu kehormatan untuk saya karena mendapatkan baret merah dan brevet Komando Pasukan Khusus,” ujar Hadi dalam pidatonya selaku inspektur upacara.

Hadi mengatakan, tidak semua prajurit bisa menggunakan baret merah dan brevet Kopassus yang memiliki klasifikasi sangat tinggi.

Dia menekankan, baret merah darah dan brevet Kopassus adalah simbol kebanggaan bagi prajurit Kopassus sebagai institusi kebanggaan satuan TNI.

“Tentu kebanggaan dan kehormatan ini akan saya tanam di sanubari saya paling dalam,” ujar dia.

Hadi berpesan dan berharap agar seluruh prajurit Kopassus memiliki kebanggaan yang utuh. Yaitu tidak hanya bangga menggunakan brevet dengan kualifikasi tinggi, namun juga bangga dengan keringat dan titik darah dalam mengabadikan diri kepada bangsa dan negara.

“Itulah sejatinya kebanggaan yang utuh untuk memelihara kemampuan, memelihara militansi dan daya juang dalam rangka melaksanakan tugas yang diberikan negara,” ujar Hadi, seperti dilansir Antara.

Dia mengingatkan di era global tantangan dan tugas ke depan tidak mudah. Oleh karena itu prajurit TNI, khususnya Kopassus harus senantiasa meningkatkan etos kerja.

Hadi menekankan pemberian baret merah dan brevet Kopassus adalah pesan bagi dirinya untuk bisa mewujudkan TNI yang semakin profesional dan modern.(kl/dt/l6)

Sumber : Eramuslim