OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 27 Desember 2017

Ini Tulisan Seorang Ibu yang Patahkan Logika Ade Armando “Lesbian Tidak Diharamkan Allah”

Ini Tulisan Seorang Ibu yang Patahkan Logika Ade Armando “Lesbian Tidak Diharamkan Allah”


Ade Armando sewaktu di ILC (TV One)

10Berita, Setelah Karni Ilyas memberikan jawaban telak soal dalil agama yang melarang LGBT dengan mengutip Surat Al A’raf ayat 81, Ade Armando kembali berulah.

Ia tetap pada pendiriannya bahwa ayat itu tidak secara tegas mengharamkan LGBT. Bahkan ia menyimpulkan, lesbian tidak diharamkan Allah. (Baca: Dapat Jawaban Telak Soal Dalil LGBT, Ade Armando Malah Tanggapi Karni Ilyas Begini)

“Kabarnya, Karni Ilyas menulis twitter yang menjelaskan soal LGBT. Dia mengutip surat Al A'raf Ayat 81 yang berbunyi: "Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas."
Saya sih tidak sependapat dengan pandangan bahwa ayat itu secara jelas menunjukkan pengharaman LGBT. Tapi kalau itu adalah rujukan untuk pengharaman LGBT, marilah kita konsisten mengambil kesimpulan: a. Homoseksual diharamkan Allah, b. Lesbian tidak diharamkan Allah” kata Ade Armando melalui akun Facebook pribadinya.

Seorang ibu menuliskan jawaban untuk mematahkan logika Ade Armando tersebut. Meskipun tidak menyebutkan nama, agaknya tulisan tersebut ditujukan untuknya.

Berikut ini tulisan lengkapnya seperti diunggah di akunnya, Ummi Liha:

Bunda...
Mari kita kuatkan hubungan dengan Allah. Mari kita lebih banyak berdoa kepadaNya, memohon agar keluarga dan buah hati kita dijaga. Di zaman now yang penuh fitnah ini.

Salah satu fitnah yang muncul akhir-akhir ini adalah LGBT. Sudah bukan perkara kecil. LGBT ini sudah tampak nyata sebagai sebuah gerakan. Gerakan yang mencoba menghancurkan tatanan keluarga. Lalu menghancurkan kemuliaan manusia.

Kita bisa melihat bagaimana gerakan mereka disuarakan saat ILC beberapa waktu lalu. Sampai salah satu pendukung LGBT bilang tidak ada kewajiban bertuhan dalam Pancasila. Pendukung LGBT lainnya menggiring opini agama tidak tegas melarang LGBT.

Ia juga meminta dalil agama yang melarang LGBT. Pak Karni Ilyas sudah menjawabnya dengan baik. Di antaranya dengan mengutip Surat Al A’raf ayat 71.

“Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian, bukan kepada wanita, malah kalian ini adalah kaum yang melampaui batas.” [Al-A’raaf: 81]

Tapi dosen itu justru menyimpulkan, ayat itu hanya melarang homoseks. “Lesbian tidak diharamkan Allah” katanya.



Logika ini mirip dengan seseorang yang membaca Surat An Nisa’ ayat 6: “...Dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan...” Lalu menyimpulkan kalau harta orang lain boleh dimakan sekehendaknya.

Logika ini juga mirip dengan seseorang yang membaca Surat Al Baqarah ayat 43, “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'." Lalu menyimpulkan puasa Ramadhan tidak wajib.

Padahal, agama ini tidak bisa dipahami hanya dengan membaca satu dua ayat. Sumber hukum Islam juga bukan hanya Al Qur’an. Masih ada yang lain, di antaranya adalah hadits dan ijma’ ulama.

Di antara hadits yang bisa kita temukan terkait larangan lesbian diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam Sunan dan Ibnu Qudamah dalam Al Mughni:

إِذَا أَتَتِ الْمَرْأَةُ الْمَرْأَةَ فَهُمَا زَانِيَتَانِ

“Apabila seorang wanita mendatangi (menyetubuhi) seorang wanita maka keduanya berzina.”

Menurut para ulama, hukuman lesbian memang lebih ringan dari gay. Namun semua ulama bersepakat soal haramnya lesbian. Coba sebutkan satu ulama saja, yang diakui keulamaannya oleh kaum muslimin, yang membolehkan lesbian!

Jadi Bunda...
Mari jaga anak-anak kita dari propaganda dan bahaya LGBT yang berusaha mencabik-cabik kemuliaan umat manusia. Mereka menghendaki bangunan keluarga hancur. Jika keluarga telah hancur, masyarakat juga akan hancur. Dan kemudian peradaban manusia.

Bukankah kita ada karena melalui ikatan suci pernikahan orang tua kita? Bukankah nasab kita jelas karena melalui ikatan suci pernikahan orang tua kita? Bukankah kita menjadi beriman dan berakhlak awalnya dari pendidikan keluarga yang lahir dari ikatan suci pernikahan. Lebih dari itu, kita semua pasti tidak mau mendapat murka dan azab Allah Azza wa Jalla.

Bunda...
Mari kita jaga anak-anak kita. Kita kuatkan hubungan dengan Allah. Mari kita lebih banyak berdoa kepadaNya, memohon agar keluarga dan buah hati kita dijagaNya. 

Sumber :Tarbiyah