Maha Karya Arsitektur Masjid Barquq di Jantung Kota Kairo
10Berita , Masjid Al-Zahir Barquq adalah salah satu tempat paling terkenal dari masa pemerintahan Dinasti Fatimiyah di Mesir. Untuk melihat masjid secara sekilas, anda bisa berkunjung ke jalan bersejarah di kota Tua Kairo yang paling menakjubkan, El-Moez.
Menurut sejarah, masjid ini dibangun pada 1384-1386 sebagai satu kompleks relijius. Masjid tersebut dibangun atas perintah Al-Zahir Barquq. Kompleks tersebut terdiri dari sebuah masjid, sekolah, dan monumen makam. Semua bangunan dirancang secara rumit agar tetap menjadi saksi kemegahan arsitektur yang bertahan lebih dari ratusan tahun.
Menurut referensi sejarah, orang-orang Sirkasia (Kaukasus) pertama kali diimpor ke Mesir sebagai budak oleh Sultan Qalawun pada abad ke-13. Sebagai seorang Sirkasia, Barquq membebaskan dirinya pada 1363 untuk membangun dominasinya sendiri dengan bantuan Mamluk Sirkus pada 1382. Dia memang membangun dirinya sendiri dan menikah dengan keturunan terakhir dari keluarga Qalawun, Baghdad Khatun. Barquq memerintahkan kompleks ini untuk dibangun sebagai tempat penguburan bagi keluarganya.
Berikut bangunan yang terdapat dalam kompleks Masjid Barquq tersebut, seperti dilansir dari Egypt Today, Selasa (26/12).
Sekolah Al-Zahir Barquq.
Sekolah Barquq mencakup bangunan tua yang besar yang terbentuk dari bebatuan besar. Bangunan tua ini dimaksudkan untuk menampung lebih dari 100 siswa yang tertarik untuk mempelajari empat aliran agama Islam. Sekolah ini memiliki ruang-ruang untuk para guru yang kemudian dijadikan kandang kuda.
Pintu masuk berlantai marmer ditandai dengan lubang ventilasi terbuka yang sangat tinggi dan lebar. Sehingga, membuat suara di dalam ruangan bergema. Desain jenius ini memudahkan bagi guru agar didengar saat mereka memanggil nama siswa.
Masjid Al-Zahir Barquq
Di satu sisi kompleks berbentuk persegi yang luas itu terdapat sebuah masjid. Di bagian tengahnya terdapat air mancur yang digunakan oleh orang yang hendak beribadah untuk berwudhu sebelum shalat.
Masjid Barquq memiliki menara segi delapan yang berbeda dengan menara pada abad ke-14 lainnya. Langit-langit masjid dihiasi dengan marmer putih dan hitam yang berpotongan yang menempel pada batu-batu. Desainnya terinspirasi oleh lengkungan berpotongan di puncak menara Masjid Qalawun. Minaret tersebut didasarkan pada empat kolom berbentuk kepala ram.
Monumen Makam Al-Zahir Barquq
Masjid tersebut berisi empat 'iwan (ruang berkubah yang terbuka di satu sisi menuju sebuah kompleks)' dengan lengkungan runcing dan prasasti besar terukir di batu. Halaman terbuka itu diaspal dengan mosaik marmer dan dilengkapi piringan porfiri (marmer berwarna) yang besar.
Makam terletak di bagian bawah salah satu dari empat iwam ke sisi utara ruang shalat. Makam tersebut ditemukan langsung setelah bagian dekoratif yang mengarah ke makam. Sementara itu, kubah di atas makam tersebut memiliki arsitektur kayu yang dilukis dengan hiasan megah. Jendela makam merupakan kaca berwarna yang mengkilap yang memancarkan sinar matahari sepanjang hari.
Pendiri Masjid
Shihab al-Din Ahmed ibn Muhammad al-Tuluni adalah pendiri kompleks keagamaan Barquq. Sebagai keturunan keluarga arsitek, pengalaman arsitektural Tuluni dan kepribadian artistiknya yang kreatif telah berhasil meninggalkan jejak di seluruh masjid.
Karena rasa terima kasihnya atas hasil arsitek yang kreatif tersebut, Barquq meminta kepada Tuluni untuk membuat jendela pada bagian muka bangunan masjid yang dibuat menjadi bentuk salib. Karena Tuluni adalah seorang Kristen yang kemudian masuk Islam.
Perlu dicatat bahwa pintu-pintu di sekeliling masjid memiliki dua medali perunggu dengan ukuran bervariasi untuk mengetuk pintu. Medali besar itu digunakan untuk pria, sementara wanita menggunakan alat pengetuk yang lebih kecil. Desain ini terutama dimaksudkan untuk menghindari kontak antara pria dan wanita.
Masjid Barquq adalah sebuah karya seni yang dengan lantang berbicara tentang keagungan sang pendiri. Masjid itu diciptakan oleh seorang arsitek jenius yang mengetahui dimensi tempat dan tradisi masyarakat selama era saat itu.
Sumber : Republika.co.id