Mahathir: “Trump Penjahat…”
10Berita - KUALA LUMPUR Mantan Perdana Menteri Malaysia DR Mahathir Mohamad, Jumat (15/12/2017) menyebut Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai “perundung dunia” dan “penjahat” terkait keputusan sepihaknya yang mengklaim Yerusalem sebagai Ibu Kota Zionis “Israel”.
Presiden Trump pada Rabu (6/12) lalu membalikkan kebijakan AS, yang telah berjalan beberapa dasawarsa, dengan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Zionis “Israel” dan mengatakan bahwa negaranya akan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem dalam beberapa tahun mendatang.
Kedudukan Yerusalem adalah salah satu penghalang paling kuat dalam penciptaan perdamaian abadi Zionis-Palestina. Penjajah Zionis menganggap Yerusalem sebagai ibu kota abadinya dan tak terbagi serta menginginkan semua kedutaan besar negara penjalin hubungan dengannya berkantor di sana .
Sementara warga Palestina menginginkan negaranya merdeka, dengan ibu kota negara berada di wilayah Yerusalem Timur, yang dicaplok Israel dalam perang Timur Tengah pada 1967. Kedaulatan Zionis, sang penjajah, atas wilayah tersebut tidak pernah diakui secara internasional, termasuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Pada hari ini, kita memiliki seorang perundung dunia. Trump, itu hanya akan memicu kemarahan kaum Muslimin,” kata Mahathir, yang kini berusia 93 tahun, dalam unjuk rasa di depan Kedutaan Besar AS di Kuala Lumpur.
“Kita harus menggunakan seluruh kekuatan untuk melawan penjahat yang merupakan Presiden Amerika Serikat ini,” katanya.
Ia juga mendesak kepada semua negara Muslim agar memutuskan hubungan dengan penjajah Zionis.
Muhyiddin Yassin, pemimpin oposisi lainnya di Malaysia, meminta Pemerintah Malaysia tidak melanjutkan rencana penanaman modal di AS.
Pada pekan lalu Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mendesak umat Muslim di seluruh dunia untuk menentang pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Zionis.
Pengguna media sosial di Malaysia, negara yang kebanyakan penduduknya adalah Muslim, bersumpah untuk melakukan boikot terhadap perusahaan AS, seperti McDonald`s Corp, menyusul keputusan Trump.
Wakil Perdana Menteri Malaysia Zahid Ahmad Hamidi pada Jumat mengatakan bahwa Najib dan pemimpin oposisi Partai Islam se-Malaysia (PAS) akan memimpin unjuk rasa pada Jumat pekan depan di Ibu Kota Pemerintahan Malaysia, Putrajaya, demikian laporan media di Malaysia.
Sumber: Antara, Salam Online.