OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 06 Desember 2017

Mengapa Indonesia Dilanda Cuaca Ekstrem

Mengapa Indonesia Dilanda Cuaca Ekstrem

  


10Berita - Seperti halnya keadaan manusia yang dapat berubah-ubah, begitu pula dengan cuaca yang dapat berubah sesuai dengan keadaan alam yang terjadi. Cuaca yang berubah secara drastis dan tidak wajar sehingga menimbulkan cuaca ekstrem yang terjadi, memiliki dampak bagi seluruh makhluk hidup. Indonesia adalah salah satu negara yang saat ini juga tengah dilanda cuaca ekstrem. Lantas mengapa hal ini dapat terjadi?

Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan oleh Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN, Indonesia merupakan benua maritim yang berada di wilayah khatulistiwa. Dengan begitu, Indonesia memperoleh radiasi matahari dan kandungan uap air yang sangat besar. Selain itu dikatakan juga bahwa kedua hal tersebut adalah bahan bakar dari proses konveksi yang sangat aktif. Sehingga wilayah Indonesia merupakan penghasil awan dan hujan terbesar di dunia.

Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN juga menambahkan bahwa dinamika atmosfer di wilayah khatulistiwa banyak diatur oleh gelombang atmosfer yang pada waktu tertentu dapat saling menguatkan atau melemahkan. Hal inilah yang dapat membuat kejadian-kejadian ekstrem.

Bukan hanya hal tersebut yang mempengaruhi cuaca ekstrem di Indonesia, tetapi terdapat pula berbagai pemicu lainnya. Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, menjelaskan bahwa perubahan cuca ektrem ini disebabkan karena angin dari belahan bumi selatan lebih kuat dan memiliki dominan kering sehingga mendesak angin dari belahan bumi utara yang memiliki dominan basah untuk bergeser lebih ke utara di garis pertemuan dua massa udara (intertropical convergence zone), sedangkan angin belahan bumi selatan berembus dari barat ke timur.

Selain itu, perubahan cuaca ekstrem yang terjadi belakang ini juga disebabkan oleh terdapatnya pusat tekanan tinggi di lautan sebelah barat Australia dan pusat tekanan rendah di Darwin, Australia. Sehingga berakibat pada angin dari barat Australia yang bergerak secara kuat ke arah pusat tekanan rendah dan menimbulkan angin hingga mencapai Jawa bahkan Nusa Tenggara. Lalu, kecepatan angin yang juga melebihi kecepatan rata-rata angin yakni 15 knot, dengan adanya hal tersebut mencapai 25 hingga 30 knot yang dapat memicu terjadinya perubahan cuaca ekstrem.

Selanjutnya, Kepala Pusat Iklim Agroklimate BMKG juga menyampaikan bahwa saat ini sering terjadi hujan yang lebat dan angin kencang atau puting beliung yang disebabkan oleh lapisan troposfer yang semakin menebal dari 13 km menjadi 17 km dikarenakan global warming. Selain itu juga disebabkan oleh daerah tropis yang berada di sekitar lingkar ekuatorial yang semakin melebar.

Penyebab terjadinya cuaca ekstrem di Indonesia tidak berhenti sampai disitu, kondisi lingkungan yang kian kritis dan kondisi iklim saat ini mengalami kecenderungan monokultur atau dengan kata lain tidak lagi bersahabat dengan lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

Berbagai lembaga dan ahli telah menarangkan berbagai penyebab terjadinya cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia. Perubahan cuaca yang ekstrem tidak terjadi hanya karena peristiwa alam yang mempengaruhinya tetapi juga karena ulah tangan manusia. Manusia yang memanfaatkan alam dengan serakah sehingga lupa bahwa ekositem alam juga perlu dijaga keseimbangannya agar tidak berdampak negatif bagi kelangsungan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, Sahabat Ummi perlu membuka mata agar menjaga alam, untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan global warming maupun aktivitas lainnya yang berpotensi menyebabkan kerusakan alam dan perubahan cuaca ekstrem. (Fikriah NurJannah)

Sumber :

republika(dot)co(dot)id, health(dot)detik(dot)com