OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 23 Desember 2017

Muslim Benin Keturunan Dendi dan Yoruba

Muslim Benin Keturunan Dendi dan Yoruba

10Berita ,  JAKARTA -- Yoruba adalah salah satu etnis terbesar di Afrika Barat. Sebagian besar atau sekitar 21 persen etnis ini menetap di Nigeria. Sebagian lainnya hidup di Togo dan Benin. Sebagian etnis Yoruba yang hidup di negeri Voodoo beragama Islam. Mereka tersebar di sebelah tenggara Republik Benin.

Etnis Yoruba di Benin berkisar antara delapan hingga sembilan persen dari total populuasi. Berdasar hasil kajian Departemen Antropologi dan Studi Afrika di Johannes Gutenberg University, penganut Islam di Benin merupakan keturunan Muslim dari Dendi, Hausa, dan kelompok sosial budaya Yoruba.

Di kalangan komunitas Muslim Yaruba, imam merupakan jabatan tertinggi. Ia menjadi panutan dan memberi petunjuk secara spiritual bagi umatnya. Tugas utama seorang imam pada komunitas Yaruba adalah memimpin masjid dan menangani masalah pernikahan.

Jika imam berhalangan, tugasnya akan diambil alih oleh naimi—tangan kanan seorang imam. Selain itu, seorang imam pada komunitas Muslim Yoruba juga bertugas untuk menengahi dan menyelesaikan perselisihan. Imam juga menjadi anggota dewan pemilihan untuk kepala adat.
 
Meski ajaran Islam menyebar di kalangan etnis Yoruba, menurut Inter Press Service-Africa (IPS-Africa), namun mereka tak memaksa agar hukum syariah dijalankan di Benin.

Selain etnis Yoruba, suku lainnya yang banyak memeluk Islam di Benin adalah masyarakat Songhai atau yang dikenal dengan Dendi. Saat ini, terdapat sekitar 1,5 juta etnis Songhai di Afrika Barat–sekitar 32 ribu orang hidup di negara Benin.

Mereka awalnya adalah penduduk dari sebuah Dinasti Islam yang ada di wilayah Afrika Barat yang bernama Kerajaan Dendi. Dinasti Islam itu dibangun oleh orang Songhai setelah runtuhnya Kerajaan Songhai. Kerajaan Dendi berkuasa dari tahun 1591 hingga 1901.

Komunitas Muslim Dendi di Benin menetap di wilayah utara negara itu. Masyarakat Dendi di Benin memilih menetap di dataran subur dekat Sungai Niger. Sebagian lainnya tinggal di daerah yang airnya sedikit dan vegetasinya jarang. Masyarakat Songhai sudah memeluk Islam sejak 1010 M. Tak heran, jika sekitar 99 persen etnis itu menganut agama Islam.

Di setiap kota, komunitas Muslim Dendi memiliki masjid. Setiap hari Jumat, kaum pria berbondong-bondong datang ke masjid untuk menunaikan salat berjamaah. Komunitas Muslim Dendi juga dipimpin seorang imam. Sebagai pemimpin agama Islam, seorang imam juga mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada umatnya. Mereka juga bisa merayakan hari-hari besar keislaman.

Namun, sebagian etnis Dendi pun masih memercayai magis, ritual pada nenek moyang, hingga sihir. Di sejumlah tempat, komunitas Dendi masih menyelenggarakan seremoni kepemilikan roh, paling tidak sekali dalam sepekan.

Komunitas Muslim Dedi memiliki seorang yang dianggap suci atau dikenal dengan istilah marabouts. Figur yang dianggap suci dan saleh itu biasanya memimpin doa dan juga menyembuhkan orang-orang yang sakit.

Sumber : Republika.co.id