OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 26 Desember 2017

Para Uskup Memborong Buku Islam Ini, yang Terjadi Selanjutnya Sungguh Mengejutkan

Para Uskup Memborong Buku Islam Ini, yang Terjadi Selanjutnya Sungguh Mengejutkan

10Berita, Prof. Dr. Ali Muhammad Ash Shalabi menuliskan sebuah fakta menarik tentang buku yang ditulis oleh Al Allamah Al Qairawani. Sejumlah uskup di Eropa memborong buku fenomenal tersebut. Namun, yang terjadi selanjutnya sangat mengejutkan.

Buku itu berjudul Izhar Al Haq. Ditulis oleh Al Allamah Syaikh Rahmatullah Al Qairawani. Buku itu berisi debat teologis dan pengalaman dakwah Islam di India yang mampu membungkam propaganda misionaris.

Tidak sekedar menggagalkan serangan misionaris, buku itu bahkan menyerang keyakinan-keyakinan misionaris sehinga mereka dibuat sibuk menjawab serangan-serangan atas keyakinan trinitas hingga tak bisa fokus lagi memurtadkan umat Islam.

“Itulah sebabnya, buku karya Al Allamah Qairawani ini mendatangkan pengaruh sangat besar di tengah orang Kristen dan penduduk daratan Eropa,” kata Prof. Dr. Ali Muhammad Ash Shalabi.



Betapa dahsyatnya pengaruh buku itu dituturkan oleh seorang jurnalis berkebangsaan Inggris. “Kalau orang terus menerus membaca buku ini, kemajuan Kristen di dunia akan berhenti.”

Karena dianggap sebagai ancaman serius, para uskup memborong besar-besaran buku ini. Mengapa mereka memborong buku Izhar Al Haq? Bukan untuk dibaca, namun untuk dihentikan agar tidak ada lagi orang yang membacanya. Caranya, buku-buku tersebut dibakar dan dirusak hingga lenyap dari pasaran.

Namun, mereka gagal. Hingga saat ini, buku Izhar Al Haq masih terus dicetak. Bahkan diterjemahkan ke berbagai bahasa. 

Salah satu keberhasilan besar buku itu ketika Ahmad Deedat membacanya. Buku ini menjadi bekal dakwahnya. Bahkan disebut pula sebagai buku Induk Syaikh Ahmad Deedat. Sebab ia kemudian tertarik mendalami kristologi dan mengabdikan diri untuk berdakwah, menghentikan propaganda misionaris dengan buku Izhar Al Haqq sebagai salah referensi utama. [Ibnu K/]

Sumber :Tarbiyah.net