OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 23 Desember 2017

Reaksi Jenderal Gatot  Saat Mengetahui SKnya Dianulir Panglima TNI Hadi Tjahjanto

Reaksi Jenderal Gatot  Saat Mengetahui SKnya Dianulir Panglima TNI Hadi Tjahjanto

10Berita - Jakarta – Mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo akhirnya angkat bicara mengenai pembatalan mutasi 16 perwira tinggi (Pati) TNI yang dilakukan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Menurutnya, keputusan untuk memutasi 85 Pati TNI bukanlah keputusan sepihak, melainkan hasil dari sidang bersama di lingkungan TNI.

“Saya sampaikan bahwa, keputusan yang saya keluarkan itu adalah hasil sidang bersama-sama. Ditandatangani juga oleh kepala staf angkatan,” kata Gatot usai acara Sewindu Haul Gus Dur di Jakarta, Sabtu (23/12) dini hari.

Sebelumnya, Gatot diketahui memutuskan untuk memutasi 85 Pati TNI di detik-detik akhir jabatannya sebagai Panglima TNI. Keputusan ini diberlakukan dengan diterbitkannya Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/982/XII/2017 pada 4 Desember lalu.

Rinciannya adalah 46 perwira tinggi TNI Angkatan Darat, 28 perwira tinggi TNI Angkatan Laut, dan 11 perwira tinggi TNI Angkatan Udara.

Namun, selang 15 hari kemudian, pengganti Gatot, Marsekal Hadi Tjahjanto justru menganulir 16 dari 85 Pati yang dimutasi oleh Gatot. Melalui Surat Keputusan Nomor Kep/982.1/XII/2017 bertanggal 19 Desember 2017, Hadi mengubah keputusan Gatot.

“Dan saya katakan, sengaja saya tidak melantik karena memberikan kesempatan untuk Panglima yang baru, Pak Hadi untuk mengevaluasi,” jelasnya.

“Namanya evaluasi bagaimana yang terbaik bagi beliau. Kan beda pandangan,” tambah mantan KSAD ini.

Salah satu nama yang batal dirotasi adalah Letjen Edy Rahmayadi. Edy sebelumnya dirotasi Gatot dari jabatan Pangkostrad menjadi Perwira Tinggi Mabes TNI AD dalam rangka pensiun dini.

Namun, rotasi itu dinyatakan tidak ada dan Edy tetap menjabat Pangkostrad.

Meskipun demikian, Gatot mengaku tidak begitu mempermasalahkan anulir tersebut. Menurutnya, keputusan Hadi merupakan hak prerogatifnya sebagai Panglima TNI.

“Boleh-boleh saja, sah saja. Ya itu saya katakan melantik saya kasih kesempatan ke beliau,” tutupnya.

Pewarta : Teuku Wildan A.

Sumber : Aktual.com