OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 31 Desember 2017

TERUNGKAP! Facebook Menghapus dan Memblokir Akun atas Arahan Pemerintah A.S. dan Israel

TERUNGKAP! Facebook Menghapus dan Memblokir Akun atas Arahan Pemerintah A.S. dan Israel


Facebook Says It Is Deleting Accounts at the Direction of the U.S. and Israeli Governments

(by Glenn Greenwald, 30/12/2017)

Pada SEPTEMBER tahun lalu, kami mencatat bahwa perwakilan Facebook bertemu dengan pemerintah Israel untuk menentukan akun Facebook orang Palestina mana yang harus dihapus dengan alasan bahwa mereka merupakan "hasutan."

Pertemuan -yang diminta dan dipimpin oleh salah satu Pejabat paling ekstrimis dan otoriter Israel, Menteri Kehakiman pro-pemukiman yahudi Ayelet Shaked- datang setelah Israel mengancam Facebook bahwa kegagalannya untuk secara sukarela mematuhi perintah penghapusan Israel akan mengakibatkan berlakunya undang-undang yang mengharuskan Facebook melakukannya, setelah merasa didera berat atau bahkan diblokir di negara ini.

Hasil yang dapat diprediksi dari pertemuan tersebut sekarang sudah jelas dan terdokumentasi dengan baik. Sejak saat itu, Facebook telah melakukan penyensoran terhadap aktivis Palestina yang memprotes pendudukan Israel yang berlangsung puluhan tahun dan ilegal, semuanya diarahkan dan ditentukan oleh pejabat Israel. Memang, pejabat Israel telah membual tentang betapa taatnya Facebook ketika datang ke perintah penyensoran Israel:

Tak lama setelah berita pecah awal bulan ini dari kesepakatan antara pemerintah Israel dan Facebook, Menteri Kehakiman Israel Ayelet Shaked mengatakan bahwa Tel Aviv telah mengajukan 158 permintaan kepada raksasa media sosial tersebut selama empat bulan sebelumnya dan meminta untuk menghapus konten yang dianggapnya "hasutan." Dia mengatakan bahwa Facebook telah mengabulkan 95 persen permintaan Israel.

Dalam minggu-minggu setelah pertemuan Facebook-Israel tersebut, dilaporkan oleh media The Independent, "Aktivis Pusat Informasi Palestina melaporkan bahwa setidaknya 10 akun fanpage berbahasa Arab dan Inggris punya mereka - yang diikuti oleh lebih dari 2 juta orang - telah diskors, tujuh di antaranya diblokir secara permanen".

Sementara di pihak Israel, tak perlu dikatakan lagi, orang-orang Israel memiliki kebebasan untuk memposting di Facebook apapun yang mereka inginkan tentang orang-orang Palestina. Seruan oleh orang Israel untuk membunuh orang-orang Palestina adalah hal biasa di Facebook, dan sebagian besar tetap tidak terganggu. Mereka bebas tanpa ada pemblokiran dari Facebook.

Seperti yang dilaporkan Al Jazeera tahun lalu menmukan, "bahwa 122.000 pengguna Facebook Israel secara langsung menyerukan kekerasan dengan kata-kata seperti ‘murder,’ ‘kill,’ or ‘burn. 'pembunuhan', 'bunuh, 'atau 'bakar '. Orang Arab adalah penerima komentar kebencian nomor 1. Namun sepertinya ada sedikit usaha Facebook untuk menyensor semua itu."

Facebook terus membiarkan seruan ekstremis yahudi untuk hasutan terhadap orang-orang Palestina berkembang. Bahkan pemimpin Israel Benjamin Netanyahu telah sering menggunakan media sosial untuk mengirim hasrat kekerasan terhadap warga Palestina secara jelas. Berbeda dengan penindasan aktif Facebook terhadap orang-orang Palestina, gagasan bahwa Facebook akan menggunakan kekuatan penyensorannya melawan Netanyahu atau orang-orang Israel terkemuka lainnya yang menyerukan kekerasan dan menghasut serangan tidak terpikirkan untuk dilakukan.

FACEBOOK SEKARANG secara eksplisit mengakui bahwa tindakannya itu mengikuti perintah penyensoran dari pemerintah AS. Awal pekan ini, perusahaan tersebut menghapus akun Facebook dan Instagram Ramzan Kadyrov, pemimpin Republik Chechnya yang memiliki gabungan 4 juta pengikut pada akun tersebut. Dia telah dipercaya dituduh melakukan berbagai pelanggaran berat hak asasi manusia, dari penjara dan penyiksaan LGBT hingga penculikan dan pembunuhan para pembangkang.

Tapi seorang juru bicara Facebook mengatakan kepada New York Times bahwa perusahaan tersebut menghapus akun-akun tsb bukan karena Kadyrov adalah pembunuh massal dan tiran, tapi "Akun Kadyrov dinonaktifkan karena Kadyrov baru saja dimasukkan dalam list sanksi pemerintah Amerika Serikat dan bahwa perusahaan tersebut (facebook) secara hukum diwajibkan untuk bertindak (menghapus akun media sosial Kadyrov)."

Hal ini memperjelas: bahwa pemerintah A.S. - yang berarti, pada saat ini, administrasi Trump - memiliki kekuatan sepihak dan tidak terkendali untuk memaksa penghapusan siapa pun yang diinginkannya dari Facebook dan Instagram dengan hanya menyertakan mereka dalam daftar sanksi. Apakah ada yang menganggap ini hal yang bagus? Apakah ada yang mempercayai administrasi Trump - atau pemerintah lainnya - untuk memaksa platform media sosial untuk menghapus dan memblokir siapa pun yang ingin dibungkam?

It’s hard to believe that anyone’s ideal view of the internet entails vesting power in the U.S. government, the Israeli government, and other world powers to decide who may be heard on it and who must be suppressed. But increasingly, in the name of pleading with internet companies to protect us, that’s exactly what is happening.

Sumber: https://theintercept.com/2017/12/30/facebook-says-it-is-deleting-accounts-at-the-direction-of-the-u-s-and-israeli-governments/