OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 03 Desember 2017

Tiga Masjid Bersejarah di Tanah Papua

Tiga Masjid Bersejarah di Tanah Papua

10Berita , Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti

Beberapa pandangan berbeda menjelaskan bagaimana pertama kali Islam masuk dan menyebar di tanah Papua. Syiar Islam di negeri Mutiara Hitam mulanya tersebar di wilayah Papua Barat. Masyarakat di sana meyakini, Islam lebih dahulu tersebar dibandingkan agama lain.

Namun, silang pendapat masih terjadi terkait masalah ini antara raja-raja di Raja Ampat-Sorong, Fakfak, Kaimana, dan Teluk Bintuni-Manokwari. Bukti penyebaran Islam di tanah Papua adalah berdirinya masjid bersejarah. Terdapat tiga masjid bersejarah di sana, di antaranya, disebutkan berikut ini.

Masjid Tua Patimburak
Saksi bisu penyebaran Islam di Kokas, Fakfak, Papua Barat, adalah masjid tua di Kampung Patimburak. Tepatnya, masjid yang masih berfungsi hingga saat ini dibangun oleh seorang alim bernama Abuhari Kilian pada 1870.

Menurut catatan sejarah, masjid dengan konsep sebuah gereja ini merupakan masjid tertua di Fakfak. Selama keberadaannya, masjid ini pernah beberapa kali direnovasi. Namun, bentuk aslinya tetap dipertahankan, seperti empat pilar penyangga yang terdapat di dalam masjid dan lubang bekas peluru tentara Jepang.

Masjid Hidayatullah Saonek
Masjid ini terletak di Jl Hi Rafana, memiliki luas tanah 12.588 meter persegi. Luas bangunan mencapai 1.512 meter persegi. Masjid ini dapat menampung 200 jamaah.

Ciri khas masjid ini adalah terdapat empat tiang kuning penyangga di dalam masjid. Masjid ini memiliki satu kubah besar yang didominasi warna putih dan kubah kecil yang berada di sekitarnya berwarna hijau.

Masjid ini dibangun pada 1505. Ketika itu, Islam disebarkan oleh imam besar Habib Rafana yang kini diabadikan sebagai nama jalan menuju masjid tersebut. Makamnya terletak di atas bukit Pulau Saonek, Raja Ampat. Dia dikuburkan bersama istri-istrinya dan kucing peliharaan kesayangannya.

Masjid Abubakar Sidik
Masjid ini berdiri pada 1524. Memiliki luas tanah 900 meter persegi dan luas bangunan 400 meter persegi. Lebih dari 200 jamaah mampu ditampung di masjid ini.

Masjid yang terletak di Kampung Rumbati, Distrik Furwagi, Fakfak, ini masih memiliki model yang sederhana. Warna biru muda dan putih menghiasi bangunan tersebut.

Terdapat dua tingkat dengan beratap seng. Bangunan di tingkat kedua hanya menutupi setengah bangunan. Luasnya lebih kecil dari bangunan di bawahnya. Masjid ini terletak di pinggir pantai dengan fondasi batu yang cukup tinggi. (Pengolah: Erdy Nasrul).

Sumber : Republika.co.id

Related Posts:

  • Bukan dengan Meriam dan Mesiu, Islam Tumbuh di Italia Bukan dengan Meriam dan Mesiu, Islam Tumbuh di Italia 10Berita ,JAKARTA --  Sejatinya Soud Sbai adalah seorang Muslimah kelahiran Casablanca, Maroko. Namun,  ia telah lama menetap di Italia dan selama 30 tahun tera… Read More
  • Warisan Perbankan Islam Warisan Perbankan Islam 10Berita ,  JAKARTA -- Dalam dinamika bisnis dan ekonomi modern, kehadiran institusi perbankan sangat penting. Dukungan layanan perbankan mampu mempermudah transaksi dagang serta membantu pe… Read More
  • Sisilia, Pintu Gerbang Masuknya Islam di Jazirah ItaliaSisilia, Pintu Gerbang Masuknya Islam di Jazirah Italia 10Berita , Islam mulai masuk ke Italia melalui pasukan Muslim yang berasal dari Afrika utara. Pada abad VIII, mereka pernah menginjakkan kaki di Pulau Sisilia dan mengu… Read More
  • Peran Penting Baitul Maal dalam Peradaban Islam Peran Penting Baitul Maal dalam Peradaban Islam 10Berita ,  JAKARTA -- Dalam perjalanannya, bayt al-mal lantas mempunyai fungsi ganda, yakni simpan pinjam. Inilah cikal bakal perbankan modern,” paparnya. Mengutip k… Read More
  • Cerita di Balik Istana DolmabahceCerita di Balik Istana Dolmabahce 10Berita ,  JAKARTA -- Sebelum Istana Dolmabahce didirikan, sultan Turki Usmani dan keluarganya tinggal di Istana Topkapi. Namun, karena Istana Topkapi kurang megah dan mewah saat … Read More