OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 16 Januari 2018

AS Mau Membentuk ‘Pasukan Teror’, Turki Perkuat Militernya di Perbatasan Suriah

AS Mau Membentuk ‘Pasukan Teror’, Turki Perkuat Militernya di Perbatasan Suriah

10Berita, ANKARA  Turki telah memperkuat militernya di sepanjang perbatasan Suriah. Itu dilakukan sehubungan dengan rencana AS yang ingin membentuk pasukan baru yang oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan disebut sebagai tentara teror.

Ankara, Damaskus dan Moskow mengecam rencana AS tersebut. Mengutip sumber militer, Kantor Berita Anadolu Agency, Senin, seperti dikutip Aljazeera, Selasa (16/1/18), melaporkan bahwa dua lusin kendaraan lapis baja telah memasuki distrik Reyhanli (yang berbatasan dengan Suriah) di provinsi tenggara Hatay.

Sebuah konvoi 20 kendaraan militer yang terpisah, termasuk tank, juga tiba di distrik Viransehir di provinsi tenggara Sanliurfa.

Pasukan dikirim untuk membantu unit militer yang dikerahkan di sepanjang perbatasan Suriah, kata Anadolu.

Pengerahan militer tersebut dilakukan sehari setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa sebuah operasi militer di Suriah utara melawan militan Kurdi di Kota Afrin—yang dikendalikan oleh Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG)—akan diluncurkan “di hari-hari mendatang”.

Seorang pejabat senior Kurdi Suriah pada Ahad (14/1) mengatakan bahwa pertempuran antara YPG dan pasukan Turki sudah berlangsung, sementara Anadolu melaporkan pada Senin bahwa asap nampak membumbung keluar dari wilayah Nesreyieh, Afrin.

‘Tenggelamkan tentara teror ini’

Secara terpisah pada Senin, Erdogan mengatakan bahwa AS akan membentuk ‘tentara teror’ di perbatasan selatan negaranya dengan melatih sebuah kekuatan baru di Suriah yang mencakup teroris Kurdi.

“Apa yang harus kita lakukan sebelum terbentuknya tentara teror ini adalah menenggelamkannya,” kata Erdogan dalam sebuah pidato di ibu kota Ankara, seraya menyebut militan Kurdi akan “menusuk dari belakang”, yaitu mereka akan mengarahkan moncong senjata mereka ke AS di masa depan.

Erdogan menyatakan hal ini setelah mendapat laporan yang mengungkapkan rencana Washington untuk membentuk pasukan keamanan baru dengan 30.000 tentara yang melibatkan militan Kurdi di Suriah utara.

Menurut laporan media yang mengutip pejabat AS, koalisi pimpinan AS yang memerangi ISIL/ISIS di Suriah mengatakan bahwa pasukan tersebut akan mengamankan daerah-daerah di sepanjang perbatasan Suriah ke utara dengan Turki dan sebelah timur dengan Irak.

Setidaknya setengah dari itu akan terdiri dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF), sebuah kelompok pemberontak yang didominasi oleh YPG. AS memandang SDF/YPG sebagai kekuatan darat yang sangat efektif melawan ISIL/ISIS.

Tapi Turki menganggap YPG sebagai kelompok teroris yang berafiliasi dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang di Turki sebagai kelompok terlarang. Di Turki, dalam beberapa dekade PKK dikenal sebagai penyebar teror dan melakukan serangkaian aksi terorisme yang telah membunuh sekitar 40.000 orang Turki sejak 1980-an.

Tak hanya Turki menyebut PKK sebagai kelompok teroris, tapi NATO/Uni Eropa bahkan AS sendiri juga memasukkkan PKK dalam daftar hitam sebagai organisasi teroris.

Erdogan mengatakan angkatan bersenjata Turki telah menyelesaikan persiapan untuk operasi melawan Afrin dan kota Manbij.

Sebuah sumber resmi di kementerian luar negeri Suriah mengecam rencana AS untuk membentuk pasukan baru di perbatasan Suriah-Turki itu. (S)

Sumber: Aljazeera,  Salam Online.