OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 27 Januari 2018

AS Menyendiri dari Kenyataan

AS Menyendiri dari Kenyataan

10Berita, ANKARA  – Turki pada hari Jumat (26/1/2018) mengkritik ucapan Presiden AS Donald Trump tentang konflik Israel-Palestina di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, dengan mengatakan bahwa AS “menyendiri” dari kenyataan.

Pada hari Kamis, Trump mengancam pihak berwenang Palestina akan memotong  bantuan dalam sebuah pertemuan dengan Perdana Menteri zionis Benjamin Netanyahu di sela Forum Ekonomi Dunia di Davos dan mengatakan Palestina sekarang harus bernegosiasi dengan Israel untuk menerima bantuan AS.

“Ketika mereka tidak menghormati kami sepekan yang lalu dengan tidak membiarkan wakil presiden kami [Mike Pence] melihat mereka, sedangkan kami memberi mereka bantuan ratusan juta dolar… uang tersebut ada di atas meja, dan uang itu tidak akan mereka dapatkan kecuali mereka duduk dan menegosiasikan perdamaian,” kata Trump.

Dalam sebuah pernyataan tertulis, Hami Aksoy, juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki , mengungkapkan keprihatinan atas ucapan Trump.

“Pernyataan ini menunjukkan betapa jauhnya pemikiran Presiden AS dan rombongannya dari kenyataan yang terjadi di wilayah dan dinamika konflik,” kata pernyataan tersebut.

Menggambarkan status terakhir Yerusalem sebagai komponen paling mendasar dari proses perdamaian “menuju penyelesaian konflik Israel-Palestina yang komprehensif, adil dan abadi sejak awal,” pernyataan tersebut mengatakan: “Parameter yang mapan dari masyarakat internasional berkaitan dengan proses penyelesaian ini tidak dapat diubah oleh AS dengan apapun.”

“Kami menyerukan kepada Amerika Serikat, sebagai hal yang mendesak, untuk menghormati tekad kuat masyarakat internasional mengenai masalah Yerusalem, terutama resolusi Dewan Keamanan PBB, yang merupakan anggota tetap,” tambahnya.

Pekan lalu, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan bahwa pihaknya menahan $ 65 juta bantuan untuk Palestina “dengan pertimbangan lebih lanjut.”

Pemotongan dana AS terjadi sebulan setelah Trump memicu kecaman dunia dengan secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Sumber : Jurnalislam.com