Hamas Minta Otoritas Palestina Berhenti Mengharapkan AS sebagai Mediator Perdamaian
10Berita, JALUR GAZA, PALESTINA - Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, telah meminta Presiden Mahmoud Abbas untuk berhenti mengharapkan Amerika Serikat sebagai mediator dalam proses perdamaian dengan Israel.
Sebaliknya, kata Hamas, pemimpin Otoritas Palestina harus menyesuaikan diri dengan pilihan rakyat Palestina untuk melawan pendudukan Israel.
"Keputusan Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv tidak akan mengubah kesetiaan rakyat Palestina terhadap tanah mereka, termasuk Yerusalem sebagai ibukota masa depan mereka bagi umat Islam dan Kristen," kata Osama Hamdan kepada Quds Press.
"Keputusan yang diambil oleh Dewan Pusat Organisasi Pembebasan Palestina beberapa hari yang lalu berada di bawah ekspektasi," tambah pejabat senior tersebut.
Pejabat Hamas berusaha membentuk badan konsultatif untuk menetapkan plafon untuk pertemuan tersebut, menghentikan koordinasi keamanan dengan Israel, menyatakan runtuhnya perjanjian tersebut dan kembali ke perlawanan, tapi itu tidak mungkin, jelas Hamdan.
"Pertaruhan di AS adalah judi yang tidak bisa dimenangkan dan berusaha mencari alternatif untuk AS bukan pilihan bijak.
Dengan demikian, pesan kami kepada Presiden Abbas adalah untuk mengadopsi pilihan dan penolakan rakyat, dan dia tidak akan kalah. "
Ketika ditanya apakah ada dukungan regional untuk pilihan perlawanan, Hamdan menunjukkan bahwa lingkungan regional tidak menerima "kesepakatan abad ini", dan juga orang-orang Palestina.
"Penolakan kami atas kesepakatan tersebut akan mendorong kelompok regional yang menentang kesepakatan tersebut," katanya, "jadi mereka yang mendukung kesepakatan tersebut tidak memiliki pilihan selain menolaknya juga."
Wakil Presiden AS Mike Pence mengakhiri tur ke wilayah tersebut awal pekan ini.
Dia mengkonfirmasi bahwa Kedubes AS akan dipindahkan dari Tel Aviv ke Yerusalem "sebelum akhir 2019." (st/ptv)
Sumber :Voa-islam.com