OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 03 Januari 2018

Kontroversi Status Hagia Sophia

Kontroversi Status Hagia Sophia

10Berita , Sebagai sebuah monumen buatan manusia, Hagia Sophia adalah salah satu yang paling terkenal di dunia. Bangunan berusia 1.480 tahun yang berdiri di jantung distrik Sultanahmet, Istanbul ini dulunya adalah sebuah katedral tempat kaisar Bizantium dinobatkan.

Setelah tentara Muslim menerobos tembok pada tahun 1453, tempat ini diubah menjadi masjid kekaisaran. Ia menjadi tempat kebanggaan di bawah kekuasaan Ustmaniyah selama hampir lima abad setelahnya.

Selama 80 tahun terakhir, Hagia Sophia telah menjadi bangunan paling spektakuler dan museum penting di Istanbul. Namun baru-baru ini, Hagia Sophia kembali berada di tengah kontroversi.

Semakin banyak orang Turki yang menyerukannya untuk kembali jadi sebuah masjid. Dalam beberapa tahun terakhir, ribuan jamaah memenuhi wilayah lapangan seluas-luasnya untuk memperingati ulang tahun penaklukan kota.

Mereka melakukan aksi agar masjid kembali dibuka. Ini semakin diperkuat setelah upacara doa yang disetujui negara digelar di satu area Hagia Sophia selama bulan Ramadan musim panas lalu.

Hadir saat itu adalah direktur Direktorat Agama. Jutaan orang Turki pun menyaksikan penampilan koreografi yang sangat indah dari sana melalui saluran televisi milik negara.

Sikap pemerintah ini tampaknya telah menguatkan kemungkinan pembukaan masjid. Pada bulan Agustus lalu, dua pria melompati penghalang untuk shalat pada mihrab Hagia Sophia yang sekarang tidak berfungsi.

"Ini adalah masjid," teriak salah satunya. "Kita harus diijinkan untuk sholat di sini," katanya. Penjaga gedung saat itu menunggu sampai mereka selesai shalat sebelum akhirnya mengawal mereka pergi.

Pada tanggal 11 Desember, anggota kelompok ultranasionalis sayap kanan yang terkenal sering menyerukan shalat di dalam Hagia Sophia ditangkap. Namun, kejadian tersebut malah semakin menambah dukungan untuk perubahan status.

Desember lalu, pernyataan Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel telah menghidupkan kembali masalah ini. Seorang wakil Partai AK, Samil Tayyar menyatakan bahwa kecaman pemerintah Turki harus diimbangi dengan menempatkan Hagia Sophia sebagai tempat yang digunakan oleh umat Islam.

Sumber :Republika.co.id