PENGIDAP HIV ADALAH PUTRA DAERAH TERBAIK
(By: dr. Diah Handayani)
Seorang pasien ruang VVIP pemuda 27 tahun belum menikah, saya rawat karena PCP (pneumonia pneumocystis)... Infeksi parasit pembunuh utama pasien HIV.
Masih bersyukur belum TB sehingga saya beri profilaksis inh ...
Tapi pasien bertanya "Dengan HIV baru setahun ini tapi saya sangat bersih Dok, gak mungkin kan saya kena TB?"
Jadi bingung makna "bersih" pasien ini?
Langsung saja saya tanya definisi "bersihnya" ..
Dia jawab "Saya hanya punya 1 pasangan Dok, dia tidak TB, gak merokok, dia bos saya Dok, direktur di perusahaan saya bekerja, makanya saya yakin kami bersih .. makanya dia ga mau minum ARV juga Dok.."
Di sebelahnya seorang lelaki tua, yang tak lain ayah pasien gak mampu memandang saya, tertunduk malu.
Di luar kamar pasien, sang ayah mencurahkan isi hatinya yang hancur sambil menangis:
"Anak saya anak baik Dok, umur 22 tahun sudah lulus PTN no1 tehnik mesin di negri ini, putra daerah yang lolos tanpa seleksi makanya langsung diterima di Perusahaan terkemuka Dok, 3 tahun saja karirnya melejit kami pikir jadi wakil direktur karena selalu mendampingi direktur ke manapun, dalam dan luar negri, membelikan kami rumah, tapi setahun ini dia sakit selalu dirawat di ruang VVIP dengan biaya dari bosnya tanpa asuransi apalagi BPJS.."
"Akhirnya saya tahu penyakitnya setelah dia akhirnya pulang ke kampung Dok. Jadi.. anak saya begini karena jadi pasangan (LGBT) bosnya... tapi setelah ini kami gak ijinkan balik kerja Dok, lebih baik nganggur di kampung, kalau ada umur biar dia bertaubat.."
"Berapa lama lagi umur anak saya Dok?" tanyanya.
Saya sempat terdiam, membayangkan beratnya beban sang ayah...
Cuma bisa bilang "Insya Alloh bisa diobati dimana-mana ada dan sekaligus bertobat ya Pak.. Doa orang tua insya Alloh dikabulkan..".
Ya Alloh lindungi anak-anakku dan jauhkan dari kejahatan kaum LGBT, dan segala bentuk kejahatan seksual, hancurkan mereka ya Alloh agar fitnah ini tidak berlanjut ...... Amiin
😥😥😥
Lihatlah ... mereka mencuri tunas-tunas terbaik harapan orang tua! Masa depannya jadi hancur begini. Berapa banyak lagi mata orang tua yang akan menangis?
Akankah kita diam?
Ketika anak-anak kita dalam bahaya?
*Sumber: fb, PI