OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 01 Januari 2018

Persekusi Ustadz Abdul Shomad dan Meningkatnya Militansi Umat

Persekusi Ustadz Abdul Shomad dan Meningkatnya Militansi Umat


10Berita – Kitab Al-Mu’jam Al-Mufahras Lil Al-Fadz Al-Hadits An-Nabawi, bisa jadi adalah kamus hadits terbaik yang pernah ada. Hanya dengan mengetahui satu kata dari sebuah hadits, kita akan bisa menemukan hadits tersebut ada di kitab hadits mana saja, tentu saja dengan teks lengkapnya. Tetapi tahukah kita, bahwa kitab ini ternyata disusun oleh para orientalis?

Di bawah arahan Snouck Hurgronje, Arentjan Wensinck memimpin puluhan orientalis untuk bersama-sama menyusun kitab ini. Tentu saja, niatan awalnya untuk mencari-cari kelemahan Islam. tetapi Allah SWT berkehendak lain, malah menjadikan kitab ini sangat bermanfaat bagi mereka yang mengkaji ilmu-ilmu Islam.

Kenyataan diatas hanya sebuah contoh, tentang bagaimana musuh-musuh Islam mengupayakan berbagai cara untuk melemahkan Islam, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya, Islam semakin kuat. Masih segar ingatan kita saat Ustadz Felix Siauw ‘dipulangkan’ dari sebuah pengajian, tetapi di kemudian hari beliau ‘diberi panggung’ ILC yang memungkinkan ummat untuk mengetahui siapa beliau sebenarnya. Alih-alih dijauhi, sebaliknya beliau malah makin dekat dengan ummat.

Maka saya sangat optimis, kasus persekusi berkali-kali yang menimpa Ustadz Abdul Somad, tidak akan mampu memisahkan beliau dengan ummat. Ada cukup banyak alasan untuk itu. Pertama, nama besar beliau di kalangan komunitas melayu, dari Sumatera hingga mancanegara (Malaysia dan Brunei Darussalam). Kedua, paham keislaman beliau yang lebih dekat dengan NU, membuat ceramahnya disukai semua kalangan. Ketiga, gaya beliau yang easy goinghumble, humoris dan apa adanya, menjadikan ummat begitu nyaman untuk dekat dan berlama-lama dengan beliau. Dan terakhir, beliau muncul di tengah-tengah semangat kebangkitan Islam. Demam belajar Islam, menghafal Al-Qur’an, sampai rintisan pembangunan kekuatan ekonomi-politik Islam telah menjadi fenomena sosial yang tersebar dari kota hingga pelosok desa. Dan tidak bisa dipungkiri, Ustadz Abdul Somad memiliki kontribusi besar dalam hal ini.

Sebaliknya, aksi persekusi ini bisa jadi adalah wujud frustasi mereka yang ‘gerah’ dengan ceramah-ceramah beliau. Orang jawa bilang sudah ‘bundhet’, sudah menjadi benang kusut yang tidak mungkin bisa diurai lagi. Jadilah aksi persekusi satu-satunya pilihan, ‘potong sana’-‘potong sini’. Bagaimana tidak ‘bundhet‘, wong strategi belah bambu tidak cukup ampuh memecah konsentrasi. Ummat malah lebih tertarik dengan bambu yang diinjak-injak tadi. Lalu model-model pencitraan yang dulu begitu efektif menggerek simpati, sekarang tidak laku lagi, kalah oleh realitas keseharian. Dan Ustadz Abdul Somad adalah satu dari sedikit Ulama yang berani mengungkap hal ini.

Insya Allah, gelombang persekusi atas Ustadz Abdul Somad hanya akan meningkatkan militansi Ummat. Pada akhirnya ini akan menjadi sebuah tamhish, proses seleksi yang harus dilewati sebelum Islam benar-benar memimpin peradaban. Wallahu a’lam.

 

Penulis: Madi Hakim

Sumber : Kiblat.net