OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 20 Januari 2018

Taubat Ahli Maksiat

Taubat Ahli Maksiat


Oleh: Husein Uwais Mathar.

Sunguh sahabatku telah berubah, tertawanya renyah lembut menyapa setiap telinga, laksana fajar menyingsing menyambut pagi. Padahal sebelumnya tertawanya seringkali memekakkan telinga dan menyakiti perasaan. Kini pandangannya sejuk penuh tawadhu. Sedangkan sebelumnya penuh dengan pandangan yang destruktif. Ucapan yang keluar dari mulutnya kini penuh dengan perhitungan, padahal sebelumnya sesumbar kesana kemari melukai dan menyakiti hati orang, tidak peduli dan tidak ada beban dosa. Wajahnya tenang diliputi cahaya hidayah setelah sebelumnya terkesan garang dan tidak ada belas kasihan.

Aku tatap wajahnya, dia paham apa yang aku inginkan, lalu ia berkata,

“Sepertinya engkau ingin bertanya kepadaku. Apa yang membuatmu berubah?”

“Ya, itu yang aku ingin bertanya kepadamu”, tandasku, wajahmu yang kulihat beberapa tahun yang lalu berbeda 180 derajat dengan wajah yang kulihat sekarang.

“Maha suci Allah yang Maha merubah keadaan,” katanya penuh rasa syukur. “Hmm… pasti di balik semua itu ada kisah menariknya,” komentarku.

“Ya, kisahnya bila kukenang, selalu menambah keimananku kepada Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, kisahnya melebihi khayalan, namun tetap sebuah kenyataan yang telah merubah arah hidupku, sekarang aku akan ceritakan semua kisah ini.”

Ketika aku sedang mengendarai mobil menuju Kairo, di salah satu jembatan yang menghubungkan kota tersebut, tiba-tiba seekor sapi dan seorang anak kecil melintas di depanku, aku kaget dan tidak dapat mengendalikan kendaraan. Tanpa sadar mobilku terjun ke sungai, dan aku sudah ada di dalam air. Aku angkat kepalaku ke atas agar bisa bernafas, tetapi mobilku terus tenggelam dan air nyaris memenuhi dalam mobilku, tanganku segera menjamah gagang pintu, tapi pintunya terkunci. Saat itu aku merasa akan segera mati, yang terbayang adalah perjalanan hidupku yang penuh dengan dosa dan noda. Segalanya seperti gelap, seperti berada di terowongan yang dalam dan gelap, panik mencekam dan batinku berteriak, “Yaa Rabb… Selamatkanlah aku, bukan dari kematian yang sebentar lagi akan kualami, tapi selamatkanlah akau dari segala dosa yang telah melingkupi diriku”. Aku merasa jiwaku seperti melayang dan mohon ampun kepada Allah sebelum menemui-Nya, lalu aku mengucap dua kalimat syahadat, aku mulai merasa akan mati.

Aku berusaha menggerakkan tanganku untuk menggapai sesuatu, tiba-tiba tanganku menyentuh suatu lubang. Aku ingat! Lubang tersebut berasal dari kaca bagian depan yang pecah sejak tiga hari yang lalu. Tanpa pikir panjang lagi, aku dorong sekuat tenaga badanku keluar dari kaca bolong tersebut, aku kembali melihat cahaya terang, aku lihat orang-orang menyaksikan dari tepi sungai seraya saling berteriak keras agar ada salah seorang yang menolongku. Lalu terjunlah dua orang dari mereka ke sungai dan membawaku ke tepinya. Dengan fisik yang lemah lunglai aku masih merasa tidak yakin bisa selamat dan kembali hidup. Dari kejauhan kulihat mobilku perlahan-lahan terbenam ke dalam air.

Sejak detik itu aku merasa sangat ingin meninggalkan masa laluku yang penuh dengan dosa. Hal itu langsung kubuktikan sesampainya di rumah, langsung kurobek-robek gambar dan poster para saelebritis pujaan dan gambar wanita setengah telanjang yang sengaja kupajang di dinding rumahku. Lalu aku masuk ke kamar dan menghempaskan badanku di atas kasur sambil menangis. Baru pertama kali ini aku merasa menyesal terhadap dosa-dosa yang telah kuperbuat. Semakin keras tangisku dan semakin deras air mataku bercucuran, sementara badanku gemetar. Saat itulah aku mendengar azan, seakan-akan aku baru mendengarnya pertama kali. Aku langsung bangkit berdiri dan segera bergegas mengambil air wudhu.

Di masjid, setelah aku menunaikan shalat, aku menyatakan taubat dan mohon kepada Allah  agar mengampuniku. Sejak itulah sebagimana yang engkau lihat sekarang wajahku berubah karena taubat.

*****

Aku tertegun mendengar ceritanya lalu aku katakan kepadanya: “Berbahagialah engkau hai saudaraku, segala puji bagi Allah atas keselamatanmu, sungguh Allah telah menghendaki kebaikan terhadapmu, Allah akan selalu melindungimu dan menjagamu, serta mengokohkan langkahmu di atas kebanaran”.

—oo0oo—

Sumber : Tarbawiyah

Related Posts:

  • 7 Hal yang Membatalkan Itikaf 7 Hal yang Membatalkan Itikaf 10Berita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa i’tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. Beliau tidak pernah meninggalkannya. عَنْ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – زَوْجِ النَّبِىِّ… Read More
  • Yang Sebaiknya Dilakukan di Malam (malam) Lailatul Qadar Yang Sebaiknya Dilakukan di Malam (malam) Lailatul Qadar 10Berita, ALLAH Ta’ala dengan rahmat-Nya yang tak terbatas melebihkan kita sebagai hambaNya, karenanya kita tidak mungkin menghitung atau menunjukkan rasa terima ka… Read More
  • Kata Mereka: Kalian Sudah Kalah! Kata Mereka: Kalian Sudah Kalah! 10Berita, Kalian sudah kalah. Itu yang dikatakan Fir'aun ketika Nabi Musa as sampai di tepi laut merah. Tak ada jalan lagi. Kalian sudah kalah. Itu yang dikatakan raja Namrudz ketika Nabi … Read More
  • Perkataan Nabi Terbukti, Siapa Yang Mendatangi Penguasa Niscaya Akan Terfitnah Perkataan Nabi Terbukti, Siapa Yang Mendatangi Penguasa Niscaya Akan Terfitnah 10Berita, Situasi Indonesia dalam beberapa hari ini kurang kondusif, korban pun mulai berjatuhan. Sesama saudara sebangsa bahkan saudara… Read More
  • Lima Keutamaan Lailatul Qadar yang Luar Biasa Lima Keutamaan Lailatul Qadar yang Luar Biasa 10Berita, Lailatul Qadar adalah malam yang dirindukan seluruh mukmin. Setiap orang yang beriman pasti ingin mendapatkan malam itu. Malam yang keutamaannya luar biasa. Bonus … Read More