OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 11 Februari 2018

Antara Dilan 1990 dan Al Fatih 1453, Apa yang Beda?

Antara Dilan 1990 dan Al Fatih 1453, Apa yang Beda?

Oleh: Ranita

Angka-angka ini tentunya tak asing buat kids jaman now. Ya! Bagi para bapers, 1990 di tahun ini adalah angka keramat buat mereka. Sosok Dilan yang dianggap romantis, panglima tempur geng motor tapi juga anak kelas fisika dalam sebuah novel, telah lahir menuju layar lebar. 

Lain lagi dengan 1453. Angka ini adalah inspirator bagi pemuda jaman now yang rindu perubahan. 1453 adalah tahun dimana Sulthan Muhammad II bin Murad II bergelar Muhammad Al Fatih berhasil membobol benteng Konstatinopel, benteng termegah di jamannya. Semata- mata karena ingin mewujudkan bisyarah Rasulullah Muhammad saw.

Sebuah gambaran kontras dua pemuda Islam dalam dekapan dua sistem negara yang bertolak belakang. Dilan dan Muhammad Al Fatih adalah gambaran dari dua pemuda yang sama-sama memiliki mimpi, tapi beda visi. Yang satu menghabiskan masa muda dalam dunia yang seolah tak akan berhenti. Yang lain, menghabiskan masa mudanya untuk menyongsong janji kemenangan Islam yang diisyaratkan oleh Rasulullah Al Amin.

Qadla dan Pilihan Hidup

Pernahkah kita mengamati bahwa ketika hidup, kita akan menemui area dimana kita "terjebak" di dalam sesuatu yang tak bisa kita pilih? Tapi di sisi lain, kita juga menemui area dimana setiap momen yang terjadi karna kita memilihnya dengan sengaja? Misalnya kita tak akan bisa memilih, dilahirkan kapan, dari orang tua yang seperti apa, lahir dengan rupa yang bagaimana. Atau lahir saat sistem apa yang sedang menguasai dunia. Istilah kerennya itu qadla'. Dalam area ini, Allah tidak akan memberi hitungan pahala-dosa atas apa yang menimpa kita.

Di area yang lainnya, kita bebas memilih akan melakukan apa, bersama siapa, memiliki cita-cita apa. Misalnya kita bebas memilih akan menjadi muslim atau kafir, akan menjadi muslim kaaffah atau muslim setengah-setengah, akan makan makanan halal atau haram. Juga bebas memilih akan memilih pacaran atau menundukkan pandangan saat jatuh cinta dengan yang belum halal di saat yang belum tepat. Nah sayangnya, dalam area bebas pilih ini setiap perbuatan kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Kenapa? Karena di area ini akal kitalah yang memutuskan kita akan memilih ketaatan atau kemaksiatan. Jadi jangan heran, jika hanya makhluk bernama manusia yang mengalami penghisaban amal di yaumul akhir, sedang hewan dan tumbuhan tidak.

Begitupun antara Dilan dan Muhammad Al Fatih. Dilan lahir dan hidup ketika sistem sekuler menguasai dunia. Sebaliknya, Muhammad Al Fatih lahir dan hidup ketika Khilafah Islam menjadi adidaya dunia. Keduanya tak akan dihisab karna lahir dalam sistem apa. Tapi yang akan dihisab adalah pilihan hidup dan sikap mereka ketika menghadapi fakta kehidupan. Bagaimana keduanya menghabiskan masa mudanya, atau bagaimana sikap mereka ketika jatuh cinta (meski jatuh cinta pada lawan jenis itu fitrah).

Nah, kalau kamu? Ingin menghabiskan masa mudamu mengalir bagai air di sistem yang buruk saat ini, atau berjuang melakukan perubahan besar  menyambut bisyarah (kabar gembira) dari Rasulullah Muhammad saw:

Abdullah bin Amru bin Al Ash berkata, "ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah saw untuk menulis, tiba-tiba beliau saw ditanya tentang kota manakah yang akan ditakukkan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma? Rasulullah saw menjawab, "Kota Heraklius ditaklukkan terlebih dahulu (maksudnya Konstantinopel)." (HR. Ahmad).

Serius.. Roma masih menantimu! (rf/)

Ilustrasi: Google

Sumber : voa-islam.com