OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 11 Februari 2018

Gara-gara Lisan, Amalan Segudang Bisa Hilang

Gara-gara Lisan, Amalan Segudang Bisa Hilang

10Berita, Terkadang sifat manusia suka lalai dengan mengejar amal-amal yang wajib saja, begitu sempurnanya amalan tersebut dikerjakan namun mereka lengah dengan lisan yang tidak terjaga.

Lidah memang tidak bertulang tapi bukan berarti semua yang terucap dan keluar dari lidah boleh sesuka hati, perkataan sepele kelihatan sederhana mampu melukai hati dan perasaan orang lain, terlebih dengan tetangga.

Maka Rasulullah  Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan hati hati dengan ucapan yang membuat orang lain terluka, karena ia mampu  menghapus pahala amal, sebagai mana hadits dibawah ini, 

قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ قَالَ أَخْبَرَنِي الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي يَحْيَى مَوْلَى جَعْدَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ فُلَانَةَ يُذْكَرُ مِنْ كَثْرَةِ صَلَاتِهَا وَصِيَامِهَا وَصَدَقَتِهَا غَيْرَ أَنَّهَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا قَالَ هِيَ فِي النَّارِ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَإِنَّ فُلَانَةَ يُذْكَرُ مِنْ قِلَّةِ صِيَامِهَا وَصَدَقَتِهَا وَصَلَاتِهَا وَإِنَّهَا تَصَدَّقُ بِالْأَثْوَارِ مِنْ الْأَقِطِ وَلَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا قَالَ هِيَ فِي الْجَنَّةِ

Berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Usamah berkata; telah mengabarkan kepadaku Al A'masy dari Abu Yahya mantan budak Ja'dah dari Abu Hurairah berkata; Seorang lelaki berkata; "Wahai Rasulullah, ada seorang wanita yang terkenal dengan banyak shalat, puasa dan sedekah, hanya saja ia menyakiti tetangganya dengan lisannya, " maka beliau bersabda: "Dia di neraka." Lelaki itu berkata; "Wahai Rasulullah, ada seorang wanita yang terkenal dengan sedikit puasa, sedekah dan shalatnya, ia hanya bersedekah dengan sepotong keju, tetapi ia tidak menyakiti tetangganya dengan lisannya, " maka beliau bersabda: "Dia di surga." (HR. Ahmad: 9298)

Berhati hatilah dengan lisan karena lisan jauh lebih tajam dari pedang. Luka karena pedang dapat disembuhkan. Luka karena lisan akan terus terkenang.  Doa orang yang terdzalimi cepat diijabah Allah.  “Yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka adalah dua lubang, yaitu mulut dan farji” (HR Tirmidzi).

Allah Ta'ala, berfirman:

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰىٓ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّنْ نِّسَآءٍ عَسٰىٓ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ  ۖ  وَلَا تَلْمِزُوٓا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقٰبِ  ۖ  بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمٰنِ  ۚ  وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَأُولٰٓئِكَ هُمُ الظّٰلِمُونَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 11)

Ayat diatas memerintahkan kepada orang orang beriman, agar mereka tidak menghina orang lain, meremehkan dan mengolok-olok mereka. Terlebih kepada tetangga, karena perbuatan tersebut adalah salah satu bentuk kezaliman.

Untuk itu hindari segala perbuatan, baik perkataan terlebih lagi perlakuan yang tidak terpuji kepada tetangga adalah perbuatan dosa. Maka dari itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat (untuk berlaku terpuji) Kepada Tetangganya dan Berbuat Baik Kepadanya sebagaimana hadits dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jibril terus menerus berwasiat kepadaku untuk berbuat baik terhadap tetangga, sampai-sampai aku mengira dia akan menjadikannya sebagai ahli waris”. (HR.Bukhari 6014 dan Muslim 2624). 

Diantara perbuatan baik kepada tetangga adalah memberikan perhatian, dengan selalu peduli dengan kondisi mereka, diantaranya adalah memberi hadiah berupa apapun yang kita mampu untuk memberinya, seperti makanan. Sebagaimana hadits dari Abu Dzar Radhiyallahu anhu berkata : Kekasihku Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat kepadaku: “Kalau kamu memasak sayur, maka perbanyaklah kuahnya. Kemudian lihatlah keluarga dari tetanggamu. Dan berilah mereka daripadanya dengan baik”. (HR.Muslim no 2625)

Demikianlah perilaku dan akhlak yang baik kepada tetangga disamping bisa menambah kenyamanan hidup sosial juga dapat membuat amal semakin bertambah. Jadi jangan sampai amal yang sudah kita tabung buat bekal akhirat hilang percuma sia sia karena persoalan sepele, yaitu menyakiti tetangga dengan lisan kita.

Wallahu a'lam

Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia

Sumber : SI Online