Ini Pengakuan Aktivis Swedia yang Berjalan Kaki ke Palestina
Aktivis Swedia pendukung Palestina, Benjamin Ladraa. Foto: Daily Sabah
10Berita, BENJAMIN Ladraa, seorang Aktivis asalSwedia berusia 25 tahun telah menceritakan pengalaman ketika memulai perjalanan panjangnya dari Swedia ke Palestina. Ia nekat berjalan untuk meningkatkan kesadaran tentang pelanggaran HAM yang dilakukan Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
Ladraa mengaku dirinya amat tergerak melakukan perjalanan panjang ke Palestina setelah ia mengunjungi Palestina pada April tahun lalu . Menurutnya aksi ini untuk “Memberitahu dunia tentang situasi di Palestina,” Daily Sabah melaporkan pada Senin (12/2/2018).
Setelah menyelesaikan studinya dan bekerja, Ladraa berangkat dalam perjalanan sepanjang 5.000 kilometer dari Gothenburg, Swedia ke Palestina pada 8 Agustus tahun 2017 lalu.
“Saya terkejut dengan apa yang saya lihat di sana. Semua wilayah Palestina dihalangi dinding, tentara Israel berpatroli di sepanjang jalan membawa senapan mesin M-60. Saya juga mendengar cerita ada 300 anak di penjara dan pemerkosaan di rumah-rumah.Saya berjalan ke Palestina karena ingin melakukan sesuatu untuk meningkatkan kesadaran tentang pelanggaran HAM di Palestina,” kata Ladraa, yang lahir dari orang tua Yahudi.
Selama perjalanan, Ladraa selalu membawa bendera Palestina dan sebuah ‘keffiyeh’ (simbol kemerdekaan Palestina).
“Setiap hari adalah pengalaman yang berbeda,” ujar Ladraa. Terkadang ia tidur ditenda atau di hostel. Makan malam cukup dengan makan makanan kalengan ditemani api unggun atau makan bersama dengan tuan rumah yang dia temui selama perjalanannya.
Tak jarang Ladraa memberikan ceramah yang mengatakan kepada pendengarnya apa yang dia lihat selama perjalanannya ke Palestina. Ia mengatakan kebanyakan orang menyambutnya.
Ladraa mengaku dirinya pernah ditahan oleh penjaga Kedutaan Besar Israel ketika tiba di Praha, Austria. Ia ditahan karena membawa bendera Palestina dan membawa sebuah troli. Kemudian Ia dibebaskan setelah satu regu penjinak bom memastikan bahwa Ladraa tidak berbahaya dan hanya memeriksa paspornya.
“Rencananya saya melanjutkan perjalanan melalui Bulgaria, Turki, Suriah, Lebanon, dan lagi-lagi melalui Suriah ke Yordania, dan jika saya tidak dapat masuk ke Palestina, saya akan mencoba menginformasikan kepada media tentang hal itu,” katanya.
Ladraa juga mendokumentasikan foto perjalanannya di akun Facebook dan Instagram-nya dengan tagas #walktopalestine.Ladraa berharap bisa menyelesaikan perjalanan ini pada Juni atau Juli 2018. []
Sumber : Daily Sabah, Islam pos