OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 10 Februari 2018

Ini Saran Pakar untuk Pemprov DKI yang Ingin Air Sungai Jadi Bening

Ini Saran Pakar untuk Pemprov DKI yang Ingin Air Sungai Jadi Bening

10Berita, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin agar kali yang ada di Ibu Kota dinaturalisasi agar bersih dan aman dikonsumsi. Pakar lingkungan hidup mengatakan hal itu bisa dilakukan dengan bantuan teknologi. Apa rekomendasi pakar?

“Kali-kali di Jakarta ingin dibuat bening kalau secara teknologi memungkinkan. Namanya remediasi pemulihan, tapi dengan syarat penanganannya harus komprehensif dari upstream sampai downstream,” kata Dosen Teknik Lingkungan Hidup IPB, Agus Jatnika saat dihubungi via telepon, Jumat (9/2/2018) malam.

Agus menambahkan syarat utama untuk mewujudkan hal itu dengan mengolah sumber limbah, seperti limbah rumah tangga. Dengan pengolahan limbah, pencemaran sungai bisa diminimalisir.

“Jadi kalau kali-kali di Jakarta ingin dibersihakan maka syarat pertama penyebabnya harus disembuhkan artinya limbahnya harus diolah, apakah pemprov bisa melakukan pengolahan secara terpusatkah atau pengolahan secara individu. Setahu PT PAL punya septic tank yang bisa dimodifikasi supaya kualitas airnya layak dibuang ke badan air,” jelas Agus.

Jika sungai di Jakarta sudah pulih, langkah selanjutnya barulah menggunakan teknik pengolahan sederhana. Ada beberapa teknik seperti melakukan penyaringan, sedimen trap, hingga menggunakan tanaman.

“Air sungainya bisa sebagian disodet pengolahan sederhana, penyaringan pasir, kemudian dilewatkan sedimen trap, filtrasi kandungan kimianya bisa dilakukan tumbuhan yang potensial untuk melakukan penyaringan. Kuncinya di hilir dulu, di mana-mana pun begitu, pada negara Eropa pun saat akan memulihkan sungai maka mereka akan mengendalikan sumber-sumber pencemarnya baru kemudian diolah,” jelasnya.

Agus mengatakan butuh proses lama untuk memulihkan air sungai di Jakarta menjadi bening hingga layak konsumsi. Namun, bukan berarti hal itu tidak mungkin.

“Waktunya ini akan sangat lama, karena yang kita olah bukan 1 m3 ukurannya tapi ratusan m3/detik. Hitungannya bisa puluhan tahun. Ya tergantung kualitas air seperti apa,” ujarnya.

Senada dengan Agus, Ketua Kelompok Keahlian Rekayasa Air dan Limbah IPB Prayatni mengatakan memulihkan sungai di Jakarta bukan hal yang tak mungkin. Butuh ketekunan untuk mewujudkan hal tersebut.

“Dapat dilakukan dengan proses fisik, kimia dan biologis. Tentunya akan memerlukan biaya yang cukup besar,” ucap Prayatni.

Dia kemudian mencontohkan program water treatment yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta di Kota Tua. Prayatni optimistis program tersebut bisa membantu untuk meningkatkan kualitas air di daerah tersebut.

“Salah satu yang akan dilakukan di sungai dekat area Kota Tua, yaitu menggunakan membran, yang mana sebelumnya ada proses biologis. Kelihatannya proyek tersebut masih berjalan dan belum selesai. Diharapkan kualitas air disekitar daerah tersebut menjadi kualitas airnya lebih baik,” ucapnya.

“Yang dilakukan secara kontinue, sehingga diharapkan suatu saat akan jernih dan usahakan tidak ada kontaminan baru yang masuk ke badan air tersebut. Misal dari limbah cair domestik, limbah cair dari industri, kemudian sampah dan lain-lain,” ucapnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin sungai-sungai di Ibu Kota dinaturalisasi. Konsep itu akan dikombinasikan dengan sistem pengolahan limbah (water treatment) agar air sungai di Jakarta menjadi bersih dan bisa dikonsumsi.

“Mungkin nanti konsep naturalisasinya itu bisa di-combine juga dengan treatment water. Yang tadinya air di Jakarta kan hitam, pekat nah itu nanti, katakanlah dinaturalisasi menjadi lebih bening, bahkan nanti ke depan dengan teknologi itu nanti bisa buat minum, air bersih,” kata Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (9/2/2018). 

Sumber :detik, Dakwah Media